Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (FNasDem) Hillary Brigitta Lasut tidak ingin wakil rakyat di DPR didahulukan melakukan rapid test virus corona atau Covid-19, tanpa memberikan bantuan kepada masyarakat.
Pasalnya, ia juga tidak ingin dibanding-bandingkan dengan pesepakbola luar negeri yang mengalokasikan seluruh gajinya untuk penanganan Covid-19 ini. Bahkan ungkap Hillary sebenarnya 100 persen gaji anggota DPR sudah dialokasikan untuk penanganan Covid-19.
“Gaji kita 100 persen sudah dialokasikan untuk membantu buat sanitizer, masker, semua yang kita mampu semua sudah kita kasih. Ini tidak banyak diketahui. Masyarakat banyak membuli wakil rakyat, kami tidak menginginkan di tes corona didahulukan,” ungkap Hillary saat dihubungi di Jakarta, Selasa (24/3/2020).
“Sehingga saya kalau boleh meminta dan punya wewenang anggota DPR tidak perlu diperiksa duluan, saya minta tolong berikan saja kuota anggota DPR untuk tenaga medis. Karena kami tidak terlalu membutuhkan itu,” lanjutnya.
Hillary juga mengaungkapkan bahwa Partai NasDem sudah menginstruksikan kepada semua anggotanya di DPR agar semua penghasilan dari DPR dihimbau diberikan sebanyak-banyaknya sebagai bentuk bantuan kepada masyarakat. Hal itu dilakukan sampai pemerintah Indonesia menyatakan tidak lagi siaga corona.
“Kami laksanakan instruksi itu, selagi kami bisa makan cukup, semua kita alokasikan. Ini sudah menjadi tugas dan tanggungjawab kami sebagai manusia, bukan anggota dewan,” katanya.
Anggota DPR termuda periode 2019-2024 ini mengaku saat ini sedang berada di daerah perbatasan dengan Filipina di daerah pemilihan Sulawesi Utara, dengan membawa 2000 masker, 5000 sarung tangan yang sudah sampai.
“5000 lagi kita upayakan segera sampai yang kita salurkan ke Puskesmas dan Rumah Sakit yang menangani isolasi dan tangani PDP,” tuturnya.
Bantuan tersebut dilakukan kata Hillary karena pihaknya mendapatkan komplain dari masyarakat dan tenaga medis bahwa alat pelindung diri atau APD tidak ada. “Jadi kita kemarin lakukan penyemprotan ke kantor-kantor, Puskesmas yang mengadakan isolasi. Bahkan kami hanya pakai jas hujan karena tidak ada APD,” ujarnya.
Libatkan TNI
Perempuan kelahiran 23 Mei 1996 ini menjelaskan dalan peraturan perundang-undangan yang berlaku, TNI bisa dilibatkan atau diperbantukan dalam penanganan bencana. Covid-19 ini termasuk bencana. Sehingga, kemarin Komisi I DPR mengawal alat-alat medis yang dibutuhkan diantar TNI yang jemput dari luar negeri.
“Dalam posisi siaga, TNI kapan saja di instruksikan mereka siap bisa langsung turun membantu. Jadi TNI pasukan yang dicadangkan,” jelasnya.
Saat ini sedang dibuka rekrutmen tenaga kesehatan dari mana pun sebagai relawan. Namun Hillary berpendapat apabila personil masih mencukupi tidak perlu rekrutmen dilakukan. “Menurut saya kalau itu masih cukup kita upayakan personil yang ada dulu. Itu ada aturannya saat bencana TNI bisa diperbantukan,” katanya.
Hillary juga mengatakan meski DPR saat ini sedang reses, pihaknya sudah bersinergi dengan pemerintah karena pesanan alat-alat itu sudah dikonsultasikan bersama. “Baru itu dieksekusi,” katanya.
Harus Lockdown
Menurut Hillary lagi, pemerintah seharusnya belajar dari negara-negara lain seperti China, Vietnam yang tidak ada korban meninggal, Singapura, karena mereka cukup tegas dalam penanganan Covid-19 ini.
“Sehingga Kapolri sudah mengeluarkan Maklumat untuk dipidana orang-orang yang tidak mau dibubarkan dalam kerumunan oleh aparat, maka menurut saya itu harus dipertegas. Benar-benar jangan sampai kita berikan kesempatan,” paparnya.
Berbagai kalangan tidak sepakat dengan kebijakan lockdown karena bahayakan ekonomi, sehingga tidak bisa makan. Sebenarnya Indonesia ini sumber daya alamnya dan SDM nya cukup kuat, sehingga kalau tidak bisa makan mustahil karena bisa minta bantuan pemerintah, tetangga, memberikan makanan kalau memang kekurangan.
“Jadi menurut saya harus tetap di Lockdown. Walaupun tidak secara peraturan, masyarakat harus sadar diri bahwa kita tidak boleh bebal. Jangan sampai seperti di Italy mayat-mayat tinggal dibawa truk,” pungkasnya. (Bie)
Editor: Bobby