Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Sukamto, meminta pusat kesehatan masyarakat atau Puskesmas ke depan dilengkapi dengan dokter spesialis, psikolog dan psikiater. Pasalnya, Puskesmas menjadi fasilitas kesehatan atau faskes yang paling dekat dengan pemukiman masyarakat.
“Saya berharap Puskesmas ke depan di efektifkan supaya dilengkapi ada dokter spesialisnya, psikolognya, psikiater, sehingga orang-orang itu semakin banyak penduduk bisa masuk Puskesmas,” kata Sukamto dalam rapat kerja Komisi IX DPR dengan Menkes, Ketua DJSN dan Dirut BPJS Kesehatan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/1/2022).
Politisi PKB ini mengambil contoh jarak RS dengan Puskesmas di Kalimantan cukup jauh.
“Kami melaksanakan kunjungan kerja di Kalimantan, jarak RS dengan Puskesmas cukup jauh. Sehingga kalau Puskesmas ini difungsikan dilengkapi dengan dokter-dokternya, masyarakat dimudahkan melakukan pengobatan,” tegasnya.
Selain itu, Sukamto menilai Puskesmas dilengkapi dengan doktek spesialis, psikolog dan psikiater, maka dapat mengurangi penumpukan pasien di RS.
Legislator asal Yogyakarta ini juga menyoroti pelayanan Puskesmas yang hanya beroperasi pada jam kerja.
“Kalau ada sakit orang malam hari. Syarat untuk masuk RS itu harus ada tujukan dari Puskesmas atau dokter keluarganya dulu. Ini menurut masyarakat keberatan. Kalau sakit malam hari bagaimana? Puskesmas bukanya hanya jam kerja,” katanya.
Di tempat yang sama, Anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani Chaniago, menambahkan dokter di Puskesmas terkadang hanya praktek 2-3 hari dalam seminggu. Itu pun kata Irma, jam 12 siang sudah pulang.
“Nah, bagaimana cara bapak (Menkes) mengendalikan ini. SDM nya seperti apa,” kata Irma Suryani mempertanyakan.
Irma juga menyebut RS di Kabupaten jarang memiliki dokter spesialis. “Kalaupun ada didatangkan dari provinsi dan hanya 1 minggu dua kali. Itu fakta,” ungkap Irma Suryani.
Begitu juga dengan RS Kelas C, kata Irma, rata-rata tidak mempunyai dokter spesialis jantung. Sebab itu, politisi Partai NasDem ini meminta Pemerintah dan pihak terkait memperbaiki faskes dan alat kesehatan di seluruh RS di Indonesia.
(Bie)