Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi I DPR RI, Syaiful Bahri Anshori, menyatakan mayoritas rakyat Indonesia telah mengenal dan menggunakan internet, namun belum mampu untuk memilah antara aktivitas internet yang bersifat positif dan negatif, serta cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial.
Sebab itu, menurutnya pemangku kepentingan perlu menerapkan langkah preventif dengan memberikan edukasi literasi digital kepada masyarakat.
“Antisipasi hoaks dan edukasi literasi digital diharapkan dapat menciptakan manusia yang produktif dan memangkas penyebaran hoaks dan konten negatif,” kata Syaiful Bahri dalam keterangan yang diterima, Rabu (6/4/2022).
Dia memahami bahwa kebebasan berekspresi adalah bagian dari demokrasi.
“Namun kebebasan itu selalu mengikuti peraturan dan etika yang ada di masyarakat,” ujarnya.
Politisi PKB ini juga mengungkap sisi positif dan negatif dunia digital yang sekarang sedang menuju era baru.
Menurutnya, sisi positif internet di antaranya sebagai tempat mencari informasi, berbisnis, hingga kegiatan lainnya. Sementara sisi negatifnya soal adanya dunia digital, yakni maraknya penyebaran konten hoaks hingga radikalisme.
“Internet dan media digital disalahgunakan untuk kegiatan penyebaran hoaks, radikalisme, penipuan, pornografi, bullying, prostitusi, SARA, ujaran kebencian, narkoba, dan lainnya,” ungkapnya.
Dia menambahkan, maraknya pemanfaatan dunia siber tidak hanya bertujuan untuk meraih keuntungan ekonomi, tetapi ruang siber juga dipergunakan untuk kepentingan politik dengan tujuan menyebarluaskan pemikiran ideologi radikal.
“Hal ini terlihat dari adanya perekrutan kelompok teroris yang menggunakan media sosial hingga tersebarnya konten-konten radikal,” katanya.
“Medsos sangat rentan digunakan sebagai media untuk menyebarkan paham radikalisme, mengajak aksi radikal dan menciptakan bibit terorisme,” tambahnya.
(Bie)