Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Sukamto, meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan sosialisasi sekaligus membuat terobosan untuk memperbaiki layanan telemedisin, layanan kesehatan berbasis online yang selama ini sudah berjalan.
“Telemedisin jika bisa diterapkan sangat menghemat, tidak terpengaruh oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Cukup dengan telepon. Metodenya seperti apa? Biar dijelaskan oleh Kemenkes. Garis besarnya adalah periksa dokter cukup secara online,” kata Sukamto dikutip dari koranbernas.id, Senin (18/4/2022).
Anggota legislatif dari daerah pemilihan (dapil) DIY ini bisa merasakan layanan tersebut berguna terutama pada provinsi besar seperti Kalimantan Tengah (Kalteng) yang luas wilayahnya 2,6 kali luas pulau Jawa maupun daerah yang masih kekurangan tenaga dokter.
“Dokter sangat diperlukan setelah kebutuhan ekonomi serta keamanan,” ungkapnya.
Secara nasional jumlah dokter di DIY menempati urutan kedelapan sedangkan secara global rasio dokter di Indonesia pada posisi kedua terendah setelah Kamboja. Pada tahun 2022 tercatat jumlah dokter di Indonesia 106.316 orang.
Sukamto mengakui dokter perlu mengabdi kepada masyarakat apalagi masih banyak warga belum fasih teknologi informasi sehingga masih asing dengan telemedisin.
“Bagaimana masyarakat yang tidak punya telepon atau teleponnya jadul? Kemenkes perlu mencari terobosan,” ujarnya.
Politisi PKB ini menambahkan telemedisin bermanfaat untuk menangani penyakit menular, agar dokter bisa menangani secara cepat. Pada prinsipnya konsultasi dengan dokter tidak harus bertemu secara fisik. Contoh, karena kendala cuaca pasien tidak bisa bertemu langsung dengan dokter.
Sukamto berharap dokter-dokter di Indonesia terutama dokter keluarga HP-nya siap 24 jam supaya bisa memberikan layanan, termasuk meminta pasien periksa ke laboratorium kemudian hasilnya dikirimkan ke dokter.
“Layanan telemedisin bisa memberi kemudahan bagi pasien dan dokter apalagi saat Covid-19, dokter banyak yang meninggal karena tertular,” kata Sukamto.
(Bie)