Jakarta, JurnalBabel.com – Politikus Partai Demokrat, Bambang Purwanto, mengaku tidak sependapat jika pasangan calon presiden pada pemilu 2024 hanya ada dua paslon.
Demikian disampaikan Bambang menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto beberapa waktu lalu yang menyatakan idealnya paslon capres-cawapres hanya dua saja.
“Pemilu Presiden merupakan pesta demokrasi yang memberi kesempatan rakyat guna memilih Pemimpinya secara tepat dan amanah dengan harapan dapat mensejahterakan rakyat, sehingga harus diberikan ruang alternatif pilihan paslon bagi rakyat dan tetap terjaga persatuan kesatuan bangsa,” kata Bambang Purwanto kepada wartawan, Kemarin.
Menurutnya, usulan capres-cawapres hanya ada dua paslon justru hal tersebut merupakan kemunduran demokrasi.
“Di Negara demokrasi ketika ada upaya untuk mendorong dua paslon merupakan pemikiran sesat seperti yang disampaikan Hasto Kristiyanto yang mengatakan idealnya Pilpres dua paslon dengan alasan ekonomi belum pulih sepenuhnya, bahkan berharap ada kompromi antar Parpol untuk mendorong dua paslon,” sindir Bambang.
“Gagasan tersebut jelas merupakan pemikiran sesat karena akan mengkudeta hak rakyat untuk menentukan alternatif pilihan yang dikehendaki, menghilangkan kebebasan rakyat,” sambungnya.
Jika berkaca pada pengalaman sebelumnya, anggota komisi IV DPR ini menegaskan bahwa terbatasnya pilihan capres-cawapres justru rentan akan polarisasi di tengah masyarakat. Seharusnya, semua elemen bangsa belajar dari pengalaman ketika hanya ada dua paslon ternyata membelah masyarakat.
“Sampai saat ini masih kita rasakan. Ketika hanya ada dua paslon, otomatis pendukung akan terstruktur dari pusat sampai ke daerah, para pendukung mengkristal saling berhadapan, saling membela paslonnya tanpa peduli,” tuturnya.
Menurutnya, kondisi ini membuat kegaduhan bahkan keluarga pun pecah akibat beda dukungan.
“Kondisi seperti ini pengaruhnya sangat luas selain terjadi perpecahan juga sangat mengganggu pertumbuhan ekonomi kita. Oleh karena itu, kalau kita peduli dengan bangsa ini jangan mengulang peristiwa buruk yang sama,” tegasnya.
Seharusnya, Bambang kembali menegaskan, dalam kondisi pemulihan ekonomi justru semua harus cerdas dengan mengesampingkan ego kelompok.
“Jadi kita harus hindari Pilpres hanya diikuti dua paslon. Karena itu sangat beresiko terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu menentukan skala prioritas alokasi anggaran secara cerdas dan tepat dengan menunda yang belum mendesak untuk dilakukan,” paparnya.
Jadi menurutnya, dengan mendorong paslon pilpres minimal 3 paslon adalah ikhtiar untuk memutus polarisasi yang begitu tajam di tengah masyarakat.
“Tentu akan lebih tenang karena para pendukung tidak berhadapan langsung juga kecil kemungkin dua putaran,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan idealnya Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon (paslon) presiden. Hasto beralasan dalam situasi seperti ini diperlukan Pilpres yang demokratis, cepat, dan kredibel.
“Dalam situasi ketika pemulihan ekonomi belum sepenuhnya pulih, dan ketidakpastian global, maka Indonesia memerlukan pelaksanaan pilpres yang demokratis, cepat, kredibel, dan bagaimana memastikan hanya berlangsung satu putaran,” kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (25/8/2022).
Hasto mengatakan hal tersebut bisa saja terwujud apabila ada kerjasama antar partai politik sehingga mengarah kepada dua pasangan capres dalam pilpres 2024.
“Pandangan ini bisa terwujud apabila dilakukan langkah konsolidasi dan mendorong kerjasama parpol di depan, sehingga mengarah pada dua paslon. Ini yang ideal berdasarkan konteks saat ini, meski PDIP siap bertanding dengan 2 atau 3 paslon,” ujarnya.
(Bie)