Tanjung Pandan, JURNALBABEL–Siang itu, 14 Oktober 2018, tigapuluhan pria dan wanita berbaju warna hijau tiba di bandara Tanjung Pandan, Belitung. Bandara itu bernama bandara Internasional H.A.S Hanandjoeddin.
Pada bagian dada baju kaos berkrah itu tertulis SMP St Theresia. Sesungguhnya, mereka adalah para guru dan tenaga kependidikan di SMP St Theresia Pangkalpinang.
Ketika ditanya beberapa orang di antara mereka, ternyata mereka sengaja ke Belitung untuk mengunjungi situs terkenal, SD Muhamadyah Gantong. Pasalnya sekolah ini menurut mereka begitu terkenal sebagai Sekolah Laskar Pelangi. “Saya bersyukur, bisa mengunjungi sekolah ini,” ujar salah seorang guru, Saryadi.
Menjadi cerita menarik karena Saryadi yang baru pertama ke Belitung itu, berkali-kali menyatakan keterpesonaannya pada fenomena Laskar Pelangi itu. Mereka bahkan memperagakan bagaimana proses belajar mengajar di sekolah berdinding papan itu. Tanpa dikomando, ada yang berperan sebagai guru dan mayoritas di antara merek duduk di bangku dan meja kelas sebagai murid. Mereka secara spontan menyanyikan lagu Laskar Pelangi, ciptaan Nidji.
Sedangkan Fransiska, kepala sekolah SMP St Theresia mempunyai kesan bahwa dengan kegembiraan pun mengalir begitu alamiahnya ketika bersama rekan-rekannya bisa menginjakan kaki mereka di sekolah yang menjadi perbincangan publik itu dan ikon negeri Laskar Pelangi itu.
“Semangat juang para siswa dan pendidik zaman laskar pelangi, luar biasa menggugah hati kami,” pungkas Siska.(Fadli)