Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR, Amin Ak, menyoroti wacana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite oleh Pemerintah pada tahun ini, atau diganti dengan BBM jenis Pertamax Green RON 92.
Menurut Amin, wacana ini dari transisi energi sangat baik. Namun kata Amin yang harus dipikirkan yakni konsekuensi adanya kenaikan harga BBM. Pasalnya, harga Pertamax Green 92 lebih mahal dibandingkan Pertalite.
Dijelaskan Amin, Pertamax Green 92 ini kandungannya ditambah Bioetanol yang saat ini bahannya masih impor. Sebab itu, Amin tidak ingin wacana penghapusan Pertalite ini menguntungkan importir.
“Jangan sampai yang diuntungkan importir-importir. Sekali lagi bukan berarti kita tidak mendukung terwujudnya green energy,” kata Amin Ak dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Dirut Pertamina di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/6/2024).
Sebab itu, politisi PKS ini meminta PT Pertamina ini kedepan atas wacana dapat mengambil kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Selain itu, Amin juga mempertanyakan mengenai wacana pengadaan Bahan Bakar Nabati (BBN) yang juga dikenal dengan biomassa, yang merupakan sumber energi yang dihasilkan dari bahan organik tumbuhan ataupun hewan.
Menurut Amin, BBN ini prospek kedepannya sangat baik karena nantinya Indonesia tidak perlu lagi impor BBM.
“Pertanyaan saya sudah dah kita punya roadmap untuk menwujudkan apa yang disampaikan oleh Bu Dirut itu tentang Bahan Bakar Nabati? Kapan ini dapat diwujudkan? Atau hanya sebagai wacana yang menghibur buat kita semua,” kata legislator asal Jawa Timur ini. (Bie)