Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Bambang Purwanto, meminta Kementerian Pertanian atau Kementan dapat memberikan perhatian serius atas kembali merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sejak akhir 2024 hingga awal 2025.
Menyusul kasus PMK pada hewan ternak yang menyerebak di Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Kondisi seperti ini harus menjadi perhatian serius Kementan karena para peternak kita sudah mulai gelisah dan putus asa akibat harapan yang ditunggu dengan merawat ternak susah payah pupus akibat kena PMK, dan tentu menghabat swasembada pangan yang menjadi program prioritas Presiden,” kata pria yang biasa disapa Pak Dhe Bambang ini kepada wartawan, Rabu (15/1/2025).
Pak Dhe meminta, Kementan juga lebih fokus dan hadir di tengah masyarakat secara total hingga PMK kepada hewan ternak dinyatakan bebas.
Ia mengingatkan, Indonesia sempat dinyatakan bebas PMK pada hewan ternak sejak tahun 1986. PMK pada hewan ternak kembali muncul pada periode sekitar tahun 2022.
“Kementerian lebih fokus dan hadir di masyarakat secara total hingga dinyatakan bebas, karena sempat PMK mereda agak kendor kemudian setelah mewabah lagi seperti terkejut,” ungkapnya.
Ia menduga, kembali menyerebaknya wabah PMK pada hewan ternak disebabkan impor daging yang tidak memperhatikan asal negara. Ia juga menduga, negara yang menjadi pengimpor daging dan sapi tersebut tidak bebas dari PMK.
“Penyakit PMK muncul untuk yang kedua kalinya setelah dinyatakan bebas penyakit PMK, tiba-tiba muncul kembali dan menghantui para peternak kita dan tentu bisa menghambat perkembangan ternak di Indonesia,” pungkas legislator asal Kalimantan Tengah ini.
Diketahui, pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan distribusi 2 juta dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga Maret 2025. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran penyakit menular pada hewan ternak.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyebut distribusi vaksin dilakukan secara bertahap. Sebanyak 400.000 dosis ditargetkan didistribusikan pada Januari 2025.