Pangkalpinang, JURNALBABEL–Bernama lengkap Abraham Damar Grahita yang biasa disapa Bram, dia adalah satu dari tujuh atlet asal Bangka Belitung yang baru-baru ini turut memperjuangkan merah putih di ajang pesta olahraga terbesar Asia ke-18 di Jakarta. Meski tak berhasil memboyong medali pada Asian Games kali lalu, namun Bram dan kawan-kawan telah berupaya memberikan yang terbaik untuk negeri ini.
Tergabung dalam klubStapac Jakarta, anak kedua dari tiga bersaudara ini memulai hobi dan karirnya di dunia basket sekitar kelas lima SD. “Kayaknya sejak kelas lima SD. Lapangan ada di dekat rumah dan teman-teman main basket semua,” tutur Bram.
Seperti dilansir Babel Review, putra pasangan Mashell Supartono dan Susanna ini pun berkisah seputar persiapan timnya dalam berlaga di Asian Games baru-baru ini.“Kami TC (training center/pemusatan latihan-red) lumayan lama, sejak Mei 2018. Try out beberapa kali, ke Thailand dua kali dan latihan di Amerika, juga tanding ke Taiwan sekali,” ujar lajang yang mengaku masih jomblo ini.
Ia mengaku, timnya memang hanya memiliki target masuk delapan besar dan selama Asian Games target tersebut tercapai. “Kami kalah dengan China di babak delapan besar.Indonesia masuk dalam pool Korea, Thailand dan Mongolia.Lolos sebagai runner up pool. Dan ketemu China di delapan besar,” lanjutnya.
Pria kelahiran 1995 ini mengaku rahasia hingga dirinya meraih prestasi seperti sekarang adalah banyak berdoa. “Latihan tiap hari sekitar empat jam. Dua jam pagi, dua jam sore biasanya,” imbuhnya.
Lantas bagaimana Bram membagi waktu antara kuliah dan basket? “Itu tergantung fokusnya di mana dan target. Yang penting ada target. Ada visinya. Biasanya saya latihan pagi, siang kuliah, sore latihan lagi. Pintar-pintar membagi waktulah. Kalau misalnya ada tabrakan waktu antara latihan dan kuliah, ya izin. Biasanya kalau ada jadwal yang jelas, pasti tim memberi izin. Izin untuk tidak bermain basket. Yang penting ada komitmen,” tutur sarjana teknik industri yang lulus April lalu dari sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta ini.
Sempat pulang ke kampung halamannya di Kota Pangkalpinang, Bangka, pada awal September, pertengahan September 2018 Bram kembali lagi ke Jakarta guna mengikuti latihan rutin. Di tengah kesibukannya sebagai atlet basket, Bram selalu menyempatkan diri untuk pulang ke Bangka berkumpul bersama keluarga.
Mengaku belum memiliki target sampai kapan dirinya akan berkarir di dunia basket, penghobi makanan Indonesia ini mengaku pernah memiliki impian menjadi pilot, namun keinginan menjadi pemain profesional membuat Abraham melepas kesempatan mengambil pendidikan pilot.
“Saya mendapat tawaran beasiswa menjadi pilot dari owner sekolah penerbangan Pro Flight Jakarta, tetapi saya menolak karena ingin fokus di bola basket. Setidaknya melalui bola basket saya bisa membela negara,” ujar Abraham. (FEN)