Jurnalbabel.com- Minggu itu, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Suasana misa di Gereja Stasi St Petrus Air Semut, berjalan seperti biasa. Hanya saja waktu pelaksanaannya bergeser dari jam 11.00 WIB ke jam 08.00 WIB.
Yang tidak biasa adalah warna liturginya. Pasalnya, pastor yang memimpin misa memakai kasula berwarna putih. Tidak seperti minggu sebelumnya, pastor memakai kasula berwarna hijau.
Selain itu misa ini pun terbilang lain, karena tidak dipimpin oleh Romo-romo dari Paroki Koba, tetapi oleh Romo tamu dari Pangkalpinang. Romo yang terkenal dengan nama Stefan Kelen Pr itu, mengaku baru pertama kali ke stasi yang terletak di Kecamatan Payung, Bangka Selatan ini.
Selebihnya misa itu berjalan seperti biasa. Tetap mematuhi protokol kesehatan. Umat pun hanya sekitaran lima puluh an. Pasalnya, satu bangku hanya boleh ditempati dua orang. Yang seorang di ujung utara bangku, yang satunya ujung selatan bangku gereja itu.
Lia, yang saat itu menjadi pemazmur, mengaku bangga memakai busana petugas liturgi. “Selama ini saya bertugas saya bangga dengan jubah putih yang saya kenakan,” tutur Lia.
Bagi Lia, semua pastor memberikan pelayanan yang luar biasa. “Pelayanan semua pastor seperti sesuatu yang surprise untuk saya,” imbuh Lia.
Walaupun demikian, menurut wanita berdarah Tionghwa dan Flores ini mengakui bahwa minggu itu ada beberapa hal menarik. “Ada beberapa hal menarik yang saya ingat. Yang bertama kotbah simpelnya saya menangkap sebuah hal penting bahwa berbuat kebaikan dengan siapa saja tanpa syarat dan tidak memandang negatif siapapun,” ujar Lia.
Pastor pun menekankan agar siapapun umat beriman jika ingin berbagi dan berderma, lakukan itu dengan tulus dan tidak perlu dipanggungkan untuk dilihat orang lain.
Selain itu, bagi Lia Pastor boleh datang untuk makan siang di rumahnya adalah sesuatu surprise yang lain. “Dan satu lagi setelah misa dan berkesempatan ngobrol dengan pastornya, ternyata orangnya ramah dan humoris,” ujar Lia
Padahal pada saat awal berjumpa, pemazmur yang satu ini mempersepsikan Romo yang juga Delegatus Komsos Keuskupan Pangkalpinang itu terkesan sangar.
Memang kata pepatah lama itu benar, tak kenal maka tak sayang,” pungkas Lia. (Ia/Red)