Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi II DPR, Rahmat Muhajirin, meminta pemerintah segera menstabilkan harga kedelai impor. Hal ini karena sekitar 80 persen produsen tempe masih menggunakan bahan baku kacang kedelai impor dari luar negeri itu.
“Saya minta peran pemerintah seperti menteri luar negeri, menteri perdagangan dan stakeholder yang ada harus bisa mengintervensi (menekan) harga kedelai impor ini,” ujar Rahmat Muhajirin saat mengunjungi kampung sentra perajin tempe Desa Sedenganmijen, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Rabu (23/2/2022).
Selain itu, pemerintah harus mampu menjamin ketersediaan stok kedelai impor di gudang. Bahkan pihaknya meminta agar tidak sampai telat impor kedelai.
“Jangan sampai harga kedelai impor ini dipermainkan Kartel,” pintah Rahmat saat melihat grosir kedelai impor milik Surani Ningsih yang juga produsen tempe ini.
Kehadiran Rahmat Muhajirin dan istrinya Mimik Idayana (anggota Komisi D DPRD Sidoarjo) berkunjung ke sentra kerajinan tempe Desa Sedenganmijen, Kecamatan Krian, untuk merespon dikeluhkan para perajin tempe yang biasa berjualan di Pasar Krian.
Politikus Fraksi Gerindra ini bukan hanya membantu mencari solusi tapi juga ingin meringankan beban produsen tempe yang selama ini turut dalam Paguyuban Pengrajin Tempe Krian yang dipimpin Mukhromin itu.
Selain dialog, Rahmat Muhajirin dan Mimik Idayana melihat langsung stok grosir milik Kusnan diikuti para perajin tempe lainnya.
“Karena stok kedelai masih ada maka kalau harganya Rp 11.000 per kilogram saya minta dijual Rp 10.000 saya subsidi Rp 1.000 per kilogram untuk 10 ton kedelai yang akan dijual ke produsen tempe itu,” tegasnya.
Situs Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan menyebut bahwa harga rata-rata kedelai impor nasional pada 21 Februari 2022 mencapai Rp 12.800 per kilogram. Dengan demikian, harga rata-rata nasional sepanjang bulan Februari sebesar Rp 12.600 per kilogram.
Harga rata-rata itu didapat dari tren harga kedelai sepanjang Februari di hampir seluruh provinsi. Terdapat 3 provinsi yang tidak terdapat datanya dalam situs ini, yakni Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.
Secara nasional, harga rata-rata kedelai impor termahal sepanjang Februari adalah di Maluku, mencapai Rp 15 ribu per kilogram. Sebaliknya, harga rata-rata termurah adalah di Bengkulu, yakni Rp 11.100 per kilogram. Tren ini turut menggambarkan kondisi harga rata-rata kedelai impor di luar Jawa, yang harganya mencapai Rp 12.700 per kilogram.
Di Pulau Jawa, harga rata-rata kedelai impor sepanjang Februari adalah Rp 12.300 per kilogram. Harga termurah adalah di Jawa Tengah, yakni Rp 11.200 per kilogram. Sedangkan harga termahal didapat di DKI Jakarta.
(Bie)