Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi III DPR, Wihadi Wiyanto, meminta agar dibentuknya Panitia Kerja (Panja) Netralitas untuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)/Rumah Tahanan (Rutan) jelang Pemilu 2024.
Pasalnya, ia curiga di daerah pemilihannya Jawa Timur dan daerah lainnya, hampir semua Kepala Lapas atau Kalapas mendadak diganti.
Ia bahkan mengaku mendengar pergantian Kalapas tersebut sarat akan dugaan permainan suara di Pemilu 2024 mendatang untuk memenangkan salah satu kandidat Capres.
“Saya mendengar ada pakta integritas yang dilakukan oleh Dirjen Pemasyarakatan dan PJ Sekjen (Kemenkumham-red) untuk memenangkan salah satu Capres,” kata Wihadi dalam rapat kerja Komisi III DPR dengan Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna Laoly, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (21/11/2023).
“Bahkan secara fantastis mereka menargetkan kemenangan 90 persen di seluruh lapas. Artinya dari komunitas lapas yang 260 ribu, 90 persen dimenangkan untuk Capres tertentu,” tambahnya.
Politisi Partai Gerindra ini mempertanyakan hal itu kepada Menkumham, karena netralitas aparat pemerintah saat Pemilu sangat dibutuhkan.
“Saya kira ini saya pertanyakan kepada Menkumham dalam hal ini karena kita tahu bahwa semuanya harus netral, ASN netral dan dalam hal ini juga mengenai masalah Pemilu di Lapas itu kan mereka mempunyai TPS sendiri,” ujar Wihadi.
Menurutnya, warga binaan akan mudah diarahkan oleh Kalapas maupun sipirnya.
“Maka kami melihat, perlu adanya pengawasan khusus terhadap lapas-lapas yang ada di Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, Menkumham RI Yasonna Laoly mengaku pihaknya telah memiliki pakta integritas dengan kalapas terkait netralitas dalam Pemilu.
“Kalau ada nanti dari orang-orang itu yang melakukan pelanggaran ya dilaporkan saja ke kita. Ada Inspektur Jenderal dan yang lainnya yang melakukan tindakan hukum untuk itu,” kata Yasonna.
Ia manambahkan, rotasi kalapas merupakan hal biasa, karena sudah cukup lama belum dilakukan.
“Saya kira untuk rotasi lapas tidak lebih dari 30 persen, tetapi ada beberapa daerah tertentu mungkin lebih banyak, tetapi tidak semuanya,” pungkasnya. (Bie)