JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Wenny Haryanto, mengingatkan semakin mengkhawatirkannya peredaran narkotika dan obat-obat terlarang saat ini. Pasalnya, para pengedar menggunakan berbagai cara untuk menjerat mangsanya.
Hal ini disampaikan Wenny Haryanto saat menjadi pembicara dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) obat dan makanan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Kawasan Pengasinan Sawangan Depok, Sabtu (10/6/2023).
“Seperti maraknya peredaran ganja yang dibuat dalam bentuk brownies, coklat, permen dan lainnya. Bahkan sekarang ada CC4 dengan nama kimia 1,2 –bisN-cytisinylethane atau Cyt,” ungkap Wenny Haryanto.
Legislator dapil Kota Depok dan Kota Bekasi ini menjelaskan, CC4 ini sebenarnya berbentuk cairan namun bisa disamarkan dalam bentuk perangko seperti LSD (Lysergic Acid Diethylamide).
“Saat ini banyak sekali modifikasi obat-obat terlarang yang dikemas dalam bentuk permen, coklat, brownies, yang sekarang ini ditemukan ada CC4. CC4 ini kayak materai atau perangko,” tuturnya.
“Walaupun kecil seluruh komponen narkoba ada di situ. Itu yang paling berbahaya harus dicegah dampaknya bisa berhalusinasi. Jangan beli jajanan sembarang, terutama bagi pelajar sekolah,” imbuhnya.
Namun sejauh ini, ia menilai CC4 belum ditemukan khususnya di Kota Depok. Kendati demikian ia minta para pelajar berhati-hati jangan sampai terjebak narkotika.
“Untuk Depok, belum ada tetapi kita mengantisipasi masuknya CC4 ini karena jaringan narkoba ini sudah ada dimana-mana baik di depan kita, di belakang dan di samping kita yang sembunyi-sembunyi atau terselubung. Saya berharap narkoba dan obat-obat terlarang ini tidak masuk ke kalangan pendidikan,” kata Wenny.
Ia juga mengajak masyarakat untuk Cek KLIK artinya memastikan kemasan dalam kondisi baik, baca informasi produk label dengan cermat, pastikan memiliki izin edar.
“Cek Klik, dan pastikan belum melewati tanggal kedaluwarsa yang tercantum,” katanya.
Dia menambahkan, ada lima kunci keamanan pangan. Pertama adalah menjaga kebersihan, kedua pisahkan pangan matang dari pangan mentah, ketiga memasak dengan benar.
“Keempat menjaga makanan pada suhu aman. Suhu pertumbuhan bakteri adalah 5 derajat celcius sampai 60 derajat celcius (danger zone), dan kelima gunakan air dan bahan baku yang aman,” tambahnya.
Dengan sosialisasi yang dilakukan tersebut, diharapkan masyarakat akan menerima informasi tentang obat-obatan dan makanan yang tepat.
“Sehingga masyarakat juga hanya mengkonsumsi obat-obatan dan makanan yang tepat saja,” pungkas politisi Partai Golkar ini.
Sumber: beritautama.co.id