Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Ashabul Kahfi, menilai secara garis besar program vaksinasi Covid-19 yang dijalankan pemerintah sudah berhasil di tanah air.
Setidaknya, lanjut dia, sampai 21 November 2021, vaksinasi dosis pertama sudah 66 persen dan dosis kedua 44 persen, serta di dunia, Indonesia mendapatkan rating bintang 5.
Namun yang dipertanyakan Ashabul Kahfi adalah kenapa terjadi kesenjangan yang begitu besar antara vaksin pertama dengan vaksin kedua?
“Seharusnya dengan waktu yang relatif panjang, kalau bisa vaksin pertama dan kedua sudah sama posisinya,” kata Ashabul Kahfi dalam rapat kerja Komisi IX DPR bersama Menkes, Kepala BPOM, PT Bio Farma dan ITAG di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/12/2021).
Lebih lanjut ia mengungkapkan kecenderungan masyarakat, terutama di daerah-daerah, menurun untuk di vaksin. Bahkan, kata dia, kepala daerah sampai menyiapkan hadiah untuk masyarakat yang mau datang untuk di vaksin.
“Ada di Kabupaten Bantaeng, Bupati itu sampai menyiapkan doorprize (hadiah), hp, sepeda, kompor, kipas angin, agar masyarakat datang untuk vaksin. Tapi ternyata masyarakat masih banyak yang ogah-ogahan,” ungkapnya.
Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, hal tersebut perlu menjadi perhatian pemerintah. Khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bagaimana caranya supaya masyarakat yang belum di vaksin ini bisa dijangkau.
“Peran pemda, stakholder masyarakat, tokoh-tokoh agama, masih kita dibutuhkan. Sehingga target kita 70 persen di akhir Desember bisa kita capai,” ujarnya.
Di satu sisi, legislator asal Sulawesi Selatan ini berpandangan vaksin ini tidak menjadi satu-satunya ikhtiar agar terhindar dari Covid-19.
“Yang terpenting adalah bagaimana masih tetap bisa menegakan prokes sampai berakhirnya pandemi ini,” katanya. (Bie)