Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi XI DPR, Wihadi Wiyanto, merespon kekhawatiran publik atas dampak kebijakan tarif dagang yang diberlakukan Presiden AS, Donald Trump, terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut Wihadi, kondisi ini tidak berarti kehancuran ekonomi nasional.
“Negara lain juga terkena dampak dan semuanya mengalami penurunan perdagangan. Jadi kalau kita mengalami hal serupa, bukan berarti kita akan kiamat,” ujar Wihadi dalam wawancara di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (8/4/2025).
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR itu mengajak masyarakat untuk fokus mencari solusi, bukan sekadar menyalahkan pemerintah.
“Yang penting adalah mencari jalan keluar. Bukan hanya sibuk menyalahkan pemerintah, membanding-bandingkan dengan negara lain, atau menuding tanpa dasar,” tegasnya.
Ia menyoroti sektor ekspor utama Indonesia ke AS, yakni kelapa sawit, sebagai komoditas paling terdampak, disusul produk tekstil dan alas kaki.
Namun, Wihadi mengakui surplus perdagangan Indonesia dengan AS tidak terlalu besar, bahkan tertinggal jauh dibandingkan Vietnam.
“Ekspor kita ke AS hanya sekitar 20 persen. Surplus kita pun tak signifikan, kalah jauh dari Vietnam,” ungkap politisi Partai Gerindra itu.
Lebih jauh, Wihadi menilai hambatan investasi di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh persoalan internal, bukan semata akibat tekanan eksternal.
“Review dari USPR (U.S. Trade Representative) sendiri menunjukkan banyak permasalahan berasal dari dalam negeri, terutama soal kepastian hukum investasi,” tambahnya.
Terkait melemahnya rupiah hingga menembus Rp17.000, Wihadi menekankan kondisi itu terjadi saat pasar dalam negeri libur Lebaran. Namun, pemerintah tidak tinggal diam.
“Bank Indonesia dan kementerian tetap aktif rapat meski sedang libur resmi. Pemerintah langsung menyusun strategi dan menyiapkan delegasi untuk negosiasi ulang dengan pihak AS,” ujarnya.
Ia memastikan Presiden Prabowo dan jajaran sudah mengambil langkah konkret merespons situasi ini, termasuk pengiriman surat resmi dan koordinasi lintas kementerian.
“Presiden juga bersikap tenang dan sigap. Delegasi sudah disiapkan, komunikasi dilakukan intensif, dan berbagai langkah konkret sudah berjalan,” kata Wihadi.
Wihadi mengingatkan tekanan tarif ini tidak hanya menimpa Indonesia. Menurutnya, kebijakan Trump justru bisa berdampak balik ke dalam negeri AS.
“Rakyat Amerika sendiri mulai merasakan dampaknya. Harga barang naik, inflasi menekan daya beli mereka. Jadi, yang dirugikan bukan hanya kita,” pungkasnya.