Jakarta, JurnalBabel.com – Komisi V DPR mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbanyak Sekolah Lapang Iklim (SLI) dan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di seluruh Indonesia. Pasalnya, masyarakat sangat membutuhkan edukasi terkait iklim dan cuaca. Apalagi Indonesia merupakan daerah agraris maritim.
Anggota Komisi V DPR, Anwar Hafid, mengatakan petani dan nelayan sangat merespon positif dengan adanya SLI dan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan ini.
“Saat kunjungan kerja ke daerah Jawa Barat, masyarakat petani sangat bergembira dengan Sekolah Lapang ini. Saya sangat berharap Sekolah Lapang ini diperbanyak. Anggaran yang tidak perlu atau yang besar-besar dibicarakan, tapi Sekolah Lapang edukasi pada masyarakat sangat penting,” kata Anwar Hafid dalam rapat dengar pendapat Komisi V dengan Kepala BMKG dan Kepala Basarnas di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Menurut Anwar, BMKG dibutuhkan bukan hanya saat ada bencana dan deteksi bencana. Justru di bidang pertanian, perikanan dan Indonesia sebagai daerah maritim, BMKG ini sangat dibutuhkan.
“Jadi bisa berfungsi dua, BMKG mendeteksi bencana dan BMKG bisa membantu petani dan nelayan dalam meningkatkan pendapatan mereka,” ujar politisi Partai Demokrat.
Anggota Komisi V DPR, Muhammad Aras, menambahkan SLI saat ini kurang lebih hanya di 76 lokasi. Sedangkan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan hanya 51 lokasi.
“Negara kita negara agraris, tentu informasi yang dibutuhkan oleh para nelayan dan petani kita bisa terbantu dengan BMKG untuk keberhasilan mereka. Oleh karenanya, ini perlu ditingkatkan,” kata Aras.
Menurutnya, potensi perikanan dan pertanian di Indonesia yang sangat berlimpah, jangan sampai hasilnya tidak dinikmati oleh bangsa sendiri.
“Saya dapat informasi, ikan-ikan yang dicuri dari Indonesia bukan ikan yang murah. Apalagi Bluepin itu kurang lebih harganya Rp200 juta per kilo,” ungkapnya.
Sekedar informasi, Sekolah Lapang Iklim (SLI) adalah kegiatan literasi iklim untuk mendukung ketahanan pangan dalam rangka adaptasi perubahan iklim yang dilakukan BMKG dengan kolaborasi bersama Kementrian Pertanian, pemerintah daerah, dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Sementara, Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) merupakan kegiatan yang diselenggarakan dengan konsep sekolah lapang untuk memberikan informasi dalam pemanfaatan produk informasi cuaca dan iklim laut BMKG.
(Bie)