Jakarta, JurnalBabel.com – Arus mudik dan balik lebaran 1444 H/2023 sudah di depan mata. Pemerintah pun diminta memberikan perhatian khusus bagi percepatan perbaikan kerusakan jalan tol maupun penyediaan rest area, terutama di jalur Trans Jawa yang jadi jalur utama mudik maupun arus balik.
“Tahun ini diprediksi ada 123,8 juta warga atau meningkat 14,2% dibandingkan jumlah pemudik di tahun lalu yang mencapai 85 juta orang. Peningkatan cukup signifikan ini harus diimbangi dengan kesigapan layanan, terutama perbaikan jalan nasional maupun bebas hambatan yang menjadi jalur utama pemudik,” ujar Anggota Komisi V DPR Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz kepada wartawan, Rabu (12/4/2023).
Neng Eem mengatakan dari informasi yang disampaikan masyarakat kerusakan jalan tol terjadi di beberapa ruas tol baik di Jawa maupun di luar Jawa. Kerusakan tersebut berupa jalan berlubang, jalan mengelembung, hingga jalan tidak rata.
“Kerusakan itu terjadi baik di Jalan tol Jakarta-Cikampek maupun beberapa ruas jalan di Trans Jawa. Kami berharap proses perbaikan ini dikebut sehingga saat arus mudik maupun balik, perbaikan sudah selesai dilakukan,” katanya.
Selain kerusakan jalan tol, politisi PKB ini juga berharap Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, hingga Badan Pengelola Jalan Tol mengantisipasi titik kemacetan yang dipicu oleh keterbatasan rest area.
Menurutnya dengan prediksi peningkatan para pemudik yang cukup signifikan maka tingkat kebutuhan rest area untuk istirahat di sela perjalanan jauh sangat tinggi.
“Padahal ada keterbatasan rest di beberapa ruas tol seperti Cipali. Maka harus diantisipasi dengan penyediaan rest area darurat untuk memecah penumpukan di rest-rest area tipe A maupun B,” katanya.
Legislator asal Jabar III ini juga meminta agar pemerintah memastikan ketersediaan kelengkapan dasar di jalur Lintas Selatan (Pansela). Saat ini beberapa ruas tol di jalur tersebut akan digunakan secara fungsional.
“Kalau mau digunakan harus ditambah sarana kelengkapan jalannya. Jika memang tidak bisa dilakukan penambahan sarana jalan baiknya diatur waktu penggunaannya sehingga tidak memicu kejadian tidak diinginkan,” katanya.
Terkait kelaikan angkutan mudik, Neng Eem berharap agar pemerintah benar-benar meningkatkan pengawasannya. Salah satunya dengan melakukan ramp check baik untuk angkutan darat, laut, dan udara.
“Pemerintah juga harus menyosialisasikan aplikasi info BMKG kepada kru angkutan mudik maupun para pemudik sendiri. Dengan demikian mereka bisa memprediksikan waktu perjalanan yang tepat karena saat ini memang cuaca terkadang tidak bisa diprediksi,” pungkasnya. (Bie)