Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VII DPR, Sartono Hutomo menyoroti kejadian bocornya pipa gas di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut) yang menyebabkan 5 orang tewas kemarin.
“Mengapa sampai terjadi? apakah tidak menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan baik sampai bisa menimbulkan korban jiwa?” kata Sartono saat dikonfirmasi, Selasa, (26/1/2021).
Sartono berharap agar aparat kepolisian dapat mengusut tuntas dan memberikan hukuman terkait kebocoran pipa gas PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) ini.
“PT SMGP juga harus segera bertanggung jawab untuk memberikan santunan bagi korban yang meninggal dunia dan menanggung biaya perawatan bagi korban yang sedang dirawat,” tegasnya.
Politisi Partai Demokrat ini meminta Ditjen EBTKE Kementerian ESDM untuk melakukan investigasi secara menyeluruh.
“Karena pihak yang berwenang dalam pengawasan pengusahaan panas bumi, dan kedepannya pengawasan terkait proses pengeboran harus ditingkatkan,” jelasnya.
Sartono pun mengucapkan rasa bela sungkawa sebesar-besarnya kepada keluarga korban atas kejadian ini. Ia juga berharap agar pihak terkait dapat memberikan satunan kepada keluarga korban.
“Kami DPR RI komisi VII turut berduka cita yang mendalam sampai terjadinya kurban jiwa dan lain-lain,” pungkasnya.
Diketahui, Polisi menyebut korban meninggal dunia diduga akibat menghirup udara gas bocor yang telah bercampur dengan gas beracun, Senin (25/1/2021).
Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan menyampaikan kronologis peristiwa tersebut.
Awalnya , kata dia, PT Sorik Merapi Geothermal Plant (SMGP) sedang membangun power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi Kabupaten Madina.
“Pengerjaan pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi sudah berjalan selama 80 persen. Lalu pekerja bernama Deden Dermawan membuka kran master palep untuk mengalirkan panas bumi (fluida),” kata MP Nainggolan kepada wartawan.
Ia menjelaskan, saat pipa dibuka malah mengeluarkan gas berancun, warga yang mengetahui mendatangi pekerja agar menutup kran isolasi karena telah mengeluarkan gas beracun dari sumur. (Bie)