Muntok, Jurnalbabel.com- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengalami kontraksi ekonomi atau pertumbuhan negatif sebesar 4,98% pada kuartal II-2020, turun bila dibandingkan capaian triwulan II-2019 yang tumbuh sebesar 3,45 persen.
Kepala BPS Babel Dwi Retno Wahyu Utami menjelaskan dari sisi produksi, lebih banyak lapangan usaha yang terkontraksi daripada lapangan usaha yang tumbuh.
“Lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam adalah usaha transportasi dan pergudangan. Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terbesar terjadi pada komponen ekspor luar negeri,” kata Dwi Retno dalam keterangan resmi yang diterima Redaksi Jurnalbabel.com.
Masih menurut Dwi, ekonomi Bangka Belitung pada semester I-2020 terkontraksi sebesar 1,88 persen terhadap semester I-2019 (c-to-c).
Dari sisi produksi, kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan. Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terbesar dialami oleh komponen ekspor luar negeri.
Adanya pandemi Covid-19 yang telah meluas ke berbagai negara telah mempengaruhi perekonomian dalam skala lokal, nasional maupun global.
Di Kepulauan Bangka Belitung sendiri, pandemi Covid-19 mulai terjadi sejak akhir Maret 2020. Semenjak itu, pemerintah banyak melakukan pembatasan terhadap aktivitas ekonomi masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan kontraksi terhadap perekonomian Babel.
Terpisah Gubernur Babel Erzaldi Rosman meminta warga tak berdiam diri di rumah tapi tetap produktif di era kenormalan baru ini.
“Ekonomi Babel sekarang minus nyaris 5% memang ada daerah lain di atas kita. Tapi jangan mentang-mentang hanya 5% terus nyantai, maka kita dorong warga keluar rumah untuk kembali beraktivitas agar ekonomi bergerak. Hanya memang saat berada di luar rumah pastikan selalu menerapkan protokol kesehatan covid,” kata Erzaldi dalam sambutan saat menyantuni veteran dan janda veteran di Resto Aroma dusun 3 desa Belo Laut Muntok, Senin 7 September 2020. [Tua’h]