Jakarta, JurnalBabel – Mantan politisi Partai Hanura, Fauzi Amro, menilai penyerangan yang disertai penusukan yang dialami Menkopolhukam Wiranto ketika melakukan kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten pada 10 Oktober lalu sebagai musibah. Namun ia juga berpendapat bahwa semua orang bisa mengalami serangan seperti itu, termasuk Presiden.
“Mengapa targetnya Pak Wiranto bukan orang lain? Salah satu simbol keamanan negara, presiden juga bisa mengalaminya,” kata Fauzi Amro di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Fauzi mengaku sangat mengenal Wiranto. Ia mengatakan Wiranto tidak mau mendapatkan pengawalan yang ekstra. Dia mau melebur bersama masyarakat. “Ini musibah yang dialami Pak Wiranto atas lemah sistem pengamanan protap kita. Ini warning untuk semua orang. Ini Menkopolhukam, apalagi yang lain,” tegasnya.
“Ini warning bagi pejabat ketika sistem pengamanan dan intelijen tidak maksimal berkoordinasi dengan baik di suatu daerah,” lanjutnya.
Fauzi yang kini kembali menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (FNasDem) ini menambahkan ke depan perlu dilakukan evaluasi bersama, khususnya pada TNI/Polri, BIN dalam melakukan pengamanan. “Ajudan-ajudan harus benar-benar berkoordinasi dengan baik ketika berkunjung ke suatu daerah,” ujarnya.
DPR melalui Komisi III yang membidangi masalah hukum, hak asasi manusia dan Komisi I yang membidangi masalah keamanan, intelijen, luar negeri juga akan mempertanyakan dan memanggil Kapolri, Panglima TNI, Kepala BIN atas kasus ini. DPR akan mempertanyakan standar operasional prosedur atau SOP pengamanan.
“Paling minimal itu ada standar pengamanan ketika pejabat berkunjung ke suatu wilayah,” pungkasnya. (Joy)
Editor: Bobby