Tanjungpandan, JURNALBABEL—Harga tiket pesawat ke wilayah Bangka Belitung yang melambung tinggi, menuai pro kontra di khalayak. Pasalnya, fakta tersebut tidak seiring dengan fokus kebijakan pemerintah daerah, sebut saja Pemda Kabupaten Belitung yang sedang gencarnya menggenjot pariwisata di negeri Laskar Pelangi itu.
Menanggapi fenomena tersebut, Wakil Bupati (Wabup) Belitung, Isyak Meirobie pun tak tinggal diam. Kepada wartawan yang mencecar dengan bermacam-macam pertanyaan, Wabup Belitung menegaskan bahwa pada penerbangan, selalu ada ukuran ambang bawah dan ambang tertinggi tarif tiket.
“Ambang maskapai Garuda Indonesia senilai Rp 514.000 dan ambang tertinggi senilai Rp 1.085.000. Sedangkan ambang bawah tarif masakapai Srwijaya Air senilai Rp 513.000 dan tertinggi Rp1.600.000,” jelas Isyak Meirobie di Tanjungpandan, Jumat 11 Januari 2018.
Menurut pria yang suka senyum ini, permasalahan harga tiket pesawat PP dari Jakarta ke Tanjung Pandan pada saat low season, contohnya hari senin, masih berada pada harga masih di atas Rp 600.000.
Iysak Meirobie menyayangkan kondisi itu. Sebab pihak airline berlindung di balik ambang batas harga tiket pesawat udara sesuai peraturan pemerintah pusat. Peraturan yang dimaksudkan Isyak, adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
Masalah lain menurut Wakil Bupati yang didukung Nasdem ini adalah pihak airline mengurangi jumlah flight. Sehingga konsumen ataupun calon penumpang tidak variatif dalam memilih brand,” imbuh mantan Wakil Ketua DPRD Belitung ini.
Kebijakan ini, kata dia lagi, memang strategi pasar masing masing korporasi tapi justru akan semakin mengurangi demand terhadap kondisi pasar yang sedang diciptakan di daerah melalui festival festival kepariwisataan.
Menurutnya lagi, harga paket wisata menjadi semakin tinggi dan tidak kompetitif dibanding beberapa daerah lain. “Bahkan jika dibandingkan dengan luar negeri, kondisi belitung masih tergolong mahal untuk dikunjungi,” ucapnya.
Implikasi dan gejolak lain yang terjadi, kata Isyak, okupansi hotel semakin menurun dan pendapatan produksi penjualan umum turut merasakan dampak besar.
Lantas menurut Wakil Bupati yang berpihak pada ekonomi kreatif ini menuturkan, kondisi yang terjadi ini sangat berbeda dengan Siklus low season tahunan. “Karena sebelumnya airline akan mengeluarkan kebijakan harga yang ekonomis sebaga wujud insentif kepada pelaku wisata men-create package,” pungkas Wabup Isyak Meirobie. (fadli)
Editor : Stefan