Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR, Hendrik Lewerissa, menyatakan masa natal dan tahun baru ini terjadi lonjakan arus mudik ke daerah. Terutama daerah-daerah yang mayoritas masyarakatnya beragama nasrani, termasuk Maluku. Sebab dua tahun lebih Indonesia dilanda pandemi.
“Jadi kalau kalkulasi kebutuhan pasokan bahan bakar jangan dilakukan berdasarkan misalnya estimasi-estimasi yang lazim dilakukan tahun per tahun. Saya percaya dari pihak perusahaan bapak sudah lakukan antisipasi terhadap hal itu,” kata Hendrik Lewerissa dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR dengan Dirut PT Pertamina Patra Niaga dan PT Pertamina Internasional Shipping, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Legislator asal daerah pemilihan Maluku ini mengungkapkan di Maluku masih banyak kawasan 3T (Tertinggal, Terluar dan Terdepan), yang sampai hari ini banyak titik-titik daerah atau banyak pulau disana kesulitan mendapatkan pasokan BBM.
Hendrik mengaku hal itu sudah berkali-kali ia sampaikan dalam forum rapat Komisi VI DPR dengan Pertamina. Pihak pemerintah daerah (pemda) setempat pun melakukan upaya menyurati Kementerian ESDM meminta berlakunya kebijakan BBM satu harga.
“Tapi saya dapat laporan dari daerah sampai saat ini belum direspon,” sesalnya.
Hendrik mengaku prihatin sebagai wakil rakyat dari Maluku dengan kondisi tersebut. Maka dari itu, ia meminta Indonesia jangan hanya dilihat dari sisi Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan saja.
“Indonesia ini negara kepulauan dan provinsi Maluku itu provinsi kepulauan. Jadi pasokan BBM itu menjadi sesuatu yang sangat vital sekali, bukan hanya jelang natal dan tahun baru, tetapi itu kebutuhan setiap hari,” ungkapnya.
Politisi Partai Gerindra ini juga mengaku setiap hari mendaparkan keluhan dari konstituen dari Maluku soal pasokan yang kadang-kadang sulit dan harga yang tidak merata, apalagi di pulau-pulau.
Ia mengambil contoh di Pulau Teor dan Kasuidi di Kabupaten Seram bagian timur. Padahal ada belasan ribu manusia hidup di dua pulau itu tetapi kebutuhan BBM dan Gas sangat sulit diperoleh.
“Saya kira menjadi perhatian pak Alfian (Dirut PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution) dan teman-teman diperusahaan yang bapak pimpin,” pungkasnya.
(Bie)