Ditulis oleh :
Aisyah Maryam Namirah
Mahasiswa Program Studi Magister Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Institut Pertanian Bogor (IPB)
Di seluruh dunia, isu akan gizi buruk, perubahan iklim yang ekstrim dan kesenjangan sosial dan ekonomi memberikan tekanan yang luar biasa terhadap sistem pangan kita. Data WHO membeberkan bahwa ada 11 Juta jiwa dunia meninggal akibat malnutrisi dan 255 juta tahun hidup berkurang akibat asupan pangan yang tinggi pati, gula dan garam. Selain itu perubahan iklim juga menjadikan sulit untuk memenuhi asupan pangan dunia yang apabila kita tidak segera berbenah, hanya akan memenuhi 60-80% kebutuhan dunia. Dan yang terakhir, hanya 38% yang mampu mengkonsumsi pangan bergizi akitbat kesenjangan sosial dan ekonomi.
Kondisi ini sampai memberikan tekanan untuk seluruh negara di dunia untuk bersatu dan berkomitmen mengatasi bersama dalam target yang dikenal sebagai disebut Sustainable Development Goals (SGDs) yang di deklarasikan pada September 2015. SDG mencakup 17 sasaran yang ingin dicapai yang meliputi Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab dan Tanpa Kelaparan. Bahkan sebagai turunan dari sasaran tersebut di selenggarakan juga Sustainable Food Summit setiap tahun untuk membedah lebih dalam capaian setiap negara agar kita dapat memiliki sistem pangan yang berkelanjutan.
Sistem Pangan Berkelanjutan adalah sistem pengelolaan pangan yang dapat membangun masa depan yang lebih sehat bagi planet ini, penghuninya, & generasi mendatang. Bukan hanya soal kecukupan makanan, melainkan gizi serta sisa makanan yang terbuang. Sebagai masyarakat kita harus sadar bahwa sasaran yang ambisius ini tidak mungkin tercapai apabila kita tidak memulai dari diri sendiri dan tentunya dari rumah kita.
Pemberdayaan sistem pangan berkelanjutan dimulai dari setiap individu dan setiap rumah. Hal ini tidak hanya bermanfaat dalam konteks ketahanan pangan, tetapi juga berkontribusi secara signifikan pada peningkatan kualitas manusia Indonesia. Pola makan yang sehat dan bergizi di awal kehidupan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Dengan menyediakan pangan sehat di rumah, ibu dapat memastikan anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan berkualitas. Ini akan berdampak positif pada kesehatan dan pendidikan anak-anak, serta kemampuan mereka untuk tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang kuat dan produktif.
Ada empat aspek utama dalam mencapai sistem pangan yang berkelanjutan yang kita dapat mulai aplikasikan di rumah. Bahkan PBB juga telah memberikan sebuah pegangan bertajuk “The Lazy Person’s guide to Saving the World” yang dapat membantu setiap individu untuk melakukan perbaikan secara mudah. Empat aspek sistem pangan berkelanjutan mencakup ketersediaan, aksesibilitas, Keterjangkuan dan Ketertarikan.
Ketersediaan menitikberartkan kepada bagaimana kita dapat menyeimbangkan produksi dan konsumsi pangan kita. Hal kecil yang dapat kita lakukan adalah menyiapkan pangan yang beragam misalnya tidak hanya makan nasi tetapi juga sumber karbohidrat lain sehingga mengurangi beban untuk permintaan beras yang kian besar. Selain itu dengan menumbuhkan kebun pangan dirumah untuk menyediakan menu setiap hari seperti hidroponik atau kebun bumbu dapur.
Terkait aspek aksesibilitas salah satu yang dapat dilakukan adalah untuk membeli produk local dan yang sedang musim. Ini lebih baik dari segi gizi sebuah jurnal Food Chemistry menemukan bahwa membeli brokoli local memilkik kandungan bvitamin C dan anti-oksidan. Selain itu, membeli lokal dapat membantu ekonomi petani-petani kita.
Ketiga adalah aspek Keterjangkuan, hal ini dapat kita mulai dengan membawa makanan sendiri dan mulai memasak dan membeli seperlunya. Segera adopsi pola makan yang sehat dengan meningkatkan konsumsi ikan, buah, sayuran, biji-bijian, polong-polongan, kacang-kacangan menjadi dua kali lipat dan mengurangi konsumsi gula tambahan dan daging merah sebesar 50%. Selain itu, melakukan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama hal yang mudah dan hemat untuk mencukupi gizi tumbuh kembang anak secara optimal.
Hal terakhir adalah Ketertarikan kita terhadap sistem pangan yang berkelanjutan. Sebagai individu kita harus secara aktif mempromosikan dampak positif dari merubah pola makan sehat dan juga praktek kecil yang dapat mendukung tercapainya SDG. Dapat dengan mudah kita memfollow akun resmi PBB sosial media @GlobalGoalsUN dan bagikan info kepada teman dan keluarga. Donasikan baju dan makanan yang tidak lagi kamu konsumsi, jangan di buang.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peran kita sebagai individu dan hal-hal kecil yang kita lakukan dirumah dapat berdampak kepada sistem pangan. Kita adalah unit penting dan dapat menjadi agen perubahan untuk pencapaian sistem pangan yang berkelanjutan. Perubahan kecil seperti perencaan menu yang bergizi, membeli pangan hasil bumi petani lokal, mensukseskan ASI ekslusif dan proaktif menyebarkan informasi dan hal positif di sosial media merupakan Langkah konkrit menuju manusia yang lebih berkualitas dan dunia yang sehat.