Jakarta, JurnalBabel.com – Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi, mengingatkan pentingnya kebijaksanaan dan sikap yang tidak menyinggung keyakinan lain dalam menyampaikan pesan-pesan agama di dunia digital.
Hal itu ia sampaikan menanggapi video ceramah pendeta Gilbert Lumoindong yang viral belum lama ini karena membandingkan shalat dan zakat dengan ibadah umat Kristen.
Bahkan, pendeta Gilbert Lumoindong sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penistaan agama.
“Kedewasaan dalam merespon setiap persoalan khususnya dalam isu agama harus menjadi sikap yang terbuka untuk menciptakan kedamaian,” kata Ashabul Kahfi kepada wartawan, Kamis (18/4/2024).
Ia memahami, terkadang seseorang menyampaikan pesan agama pada kalangan terbatas. Namun, dunia digital bisa merekam apa yang disampaikan dan tersebar secara luas.
Hal ini, lanjut dia, menimbulkan dampak buruk akibat ketersinggungan dari umat beragama lainnya.
“Setiap orang khususnya para pemuka agama memiliki potensi yang sama untuk melakukan kekhilafan dalam menyampaikan pesan agama terutama saat emosi keberagaman muncul tanpa sikap moderasi dalam beragama,” tegasnya.
Politisi PAN ini pun berharap, agar polisi tak melanjutkan proses atas laporan dugaan penistaan agama pendeta Gilbert. Pasalnya, pendeta Gilbert telah menyampaikan permohonan maaf.
“Yang bersangkutan sudah menyampaikan permohonan maaf dengan mendatangi tokoh tertentu seperti JK (Jusuf Kalla) yang merupakan representasi dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan juga mendatangi pengurus MUI Pusat menyampaikan permohonan maaf, maka tidak perlu kita melanjutkan pelaporan di polisi,” pungkasnya.