Jakarta, JurnalBabel.com – Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi, menilai subsidi bahan bakar minyak (BBM) selama ini tidak tepat sasaran. Sebab, subsidi bukan hanya masyarakat kalangan bawah yang menikmati, tapi banyak yang mampu juga menggunakan subsidi.
“Karena kalau mekanisme subsidi, sering tidak tepat sasaran. Banyak yang mampu menikmati subsidi,” ungkap Ashabul Kahfi, Minggu (4/9/2022).
Ketua DPW PAN Sulsel itu setuju dengan kebijakan pemerintah dengan cara menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT), sepanjang penyalurannya tepat sasaran. Begitu juga, masalah dana penerima bantuan sosial harus terus dibenahi.
Menurutnya, pengalaman saat pandemi Covid-19 seharusnya membuat pemerintah lebih siap dan menyalurkannya dengan baik.
Ia mengaku akan pasang badan untuk memastikan distribusi bantuan sosial yang dipersiapkan pemerintah tersalurkan dengan baik. Apalagi komisinya adalah mitra Kementerian Sosial.
“Mohon peran masyarakat mengawasi. Jika ada hal yang tidak sesuai aturan, silakan laporkan, bisa ke instansi berwenang terdekat, bisa juga langsung ke kami di Komisi VIII,” ujarnya.
Ashabul Kahfi menjelaskan BLT hadir karena adanya kenaikan harga BBM. Tentunya, kata dia, juga akan diikuti kenaikan harga bahan pokok termasuk kebutuhan.
Meskipun kenaikan harga BBM adalah kebijakan yang tidak diharapkan. Apalagi selama ini BBM telah berkali-kali mengalami kenaikan.
“Yang penting ini dikritisi di sini adalah alasan sosiologis yuridis mengapa BBM dinaikkan. Bukan soal BLT-nya,” katanya.
Ia mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyebut sekalipun harga minyak mentah dunia mengalami penurunan. Besarannya tidak akan cukup untuk meredam jebolnya anggaran subsidi dan kompensasi energi.
“Pertanyaannya mengapa jebol. Apakah betul karena kompensasi energi, ataukah ada hal lain?,” kata Ashabul Kahfi. (Bie)