Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi Perhubungan (Komisi V) DPR, Muhammad Aras meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNPT) melakukan investigasi secara mendalam penyebab hilang kontaknya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak, yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Sabtu (9/1/2020).
Pasalnya, kata Aras, kecelakaan pesawat biasa terjadi akibat kelebihan muatan. Namun, di tengah pandemi Covid-19, penumpang dibatasi. Sehingga, Aras menilai bisa saja hal itu menjadi penyebab terjadinya kecelakaan ini.
“Ini tentu keprihatinan kita semua ditengah-tengah pandemi, penumpang sangat terbatas masih terjadi kecelakaan. Ini harus jadi perhatian kita semua. Harus ada investigasi tuntas penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan ini. Karena yang biasanya dikhawatirkan kelebihan muatan, ini kan muatannya sangat terbatas. Tentu ini ada penyebab yang bisa memungkinkan juga kecelakaan berikutnya akan terjadi,” kata Aras saat dihubungi jurnalbabel.com, Minggu (10/1/2020).
Menurut Aras, investigasi secara mendalam ini perlu dilakukan agar peristiwa naas ini tidak terulang dikemudian hari. “KNKT yang harus investigasi secara mendalam menyeluruh, sehingga penyebab ini betul-betul menjadi pelajaran yang berharga, sehingga kejadian serupa tidak terjadi dikemudian hari,” ujarnya.
Lebih lanjut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyoroti usia pesawat tersebut yang sudah 26 tahun. Menurutnya, ini harus menjadi perhatian agar keselamatan jiwa pengguna transportasi udara terjamin.
“Pesawat sudah 26 tahun, perlu dipertimbangkan diganti armada. Meskipun penjelasan dari KNKT bukan menjadi jaminan pesawat tua jadi penyebab kecelakaan. Tapi paling tidak misalnya pesawat tua itu perawatannya pasti lebih rumit. Kemungkinan bermasalah dalam perjalanan itu lebih besar dari pada yang baru,” jelasnya.
“Terpenting adalah seluruh pihak-pihak terkait, terutama pihak maskapai terus melakukan perawatan untuk antisipasi agar jangan sampai kejadian-kejadian berikutnya terulang kembali,” tambahnya.
Aras juga mengapresiasi tim Basarnas, TNI/Polri dan seluruh pihak terkait bisa dengan sigap melakukan tindakan-tindakan yang bisa mempercepat ditemukannya bangkai pesawat dan korban.
Legislator asal Sulawesi Selatan ini juga turut berduka cita yang mendalam atas peristiwa ini. “Semoga para keluarga tabah dan mereka yang jadi korban juga tentu di ampuni segala dosa-dosanya,” pungkasnya.
Saat ini, KNKT belum dapat menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang mengangkut 62 orang itu. Investigasi lembaga tersebut masih akan dilakukan dengan mengumpulkan data-data di lapangan.
Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan telah berkoordinasi dengan Dewan Keselamatan Transportasi Amerika Serikat yaitu National Transportation Safety Board (NTSB) untuk menginvestigasi penyebab pesawat jatuh . Hal itu merupakan ketentuan dari aturan keselamatan transportasi dunia.
“Kami harus memberikan informasi kepada authority atau KNKT Amerika yaitu NTSB. Ini sudah kami lakukan pemberitahuan kepada EPO di pesawat Sriwijaya bahwa penumpangnya semua Indonesia,” kata dia di Posko Crisis Center Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, kemarin.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (9/1/2020), pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Banten. Diduga pesawat jatuh di sekitar perairan Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Sesuai data manifes, di dalam pesawat ada sebanyak 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang. Sebanyak 40 orang penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi. Ditambah, jumlah kru aktif dan ekstra pesawat 12 orang. (Bie)