Jakarta, JurnalBabel.com – Komisi III DPR RI melakukan kunjungan spesifik (kunspek) ke Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), terkait kasus penembakan peserta unjuk rasa hingga meninggal dunia yang diduga dilakukan oleh aparat kepolisian.
Wakil Ketua Komisi III DPR, Pangeran Khairul Saleh, mengatakan kedatangan komisi hukum ini guna mencari tahu dari masyarakat termasuk keluarga korban terkait peristiwa tersebut.
“Komisi III juga telah melakukan rapat dengan Kapolda beserta jajarannya. Setelah melihat langsung ke lapangan dan berdialog dengan warga, keluarga korban penembakan, dan Kapolda,” ujar Khairul Saleh kepada wartawan, kemarin.
Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) mengungkapkan ada catatan yang diberikan oleh komisi hukum ini yakni adanya dugaan pelanggaran standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan oleh anggota polisi. Sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa dari peserta ujuk rasa tersebut.
“Komisi III tidak mengambil kesimpulan, namun ada catatan yang menjadi konsen Komisi III yaitu bahwa ada dugaan pelanggaran SOP yang dilakukan oleh anggota Polri,” katanya.
Legislator asal Kalimantan Selatan ini mengatakqn, saat ini Komisi III DPR masih menunggu hasil forensik dan uji balistik dari Polri terkait penyelidikan di lapangan.
“Dalam waktu dekat Polda Sulawesi Tengah akan mengumumkan ke publik mengenai hasil uji forensik dan balistik dan akan menindak tegas oknum anggota Polri yang terbukti melanggar SOP sehingga mengakibatkan korban meninggal,” ungkapnya.
Lebih lanjut Khairul Saleh mengatakan, dalam rapat kerja dengan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Komisi III DPR akan meminta agar kasus penembakan terhadap demonstran ini bisa dituntaskan.
“Komisi III akan menindaklanjuti kasus ini dengan melakukan rapat kerja dengan Kapolri untuk memastikan penuntasan kasus ini berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tuturnya.
Adapun, tim Komisi III DPR RI yang melakukan kunspek ke Sulteng terdiri dari 15 orang, yang dipimpin Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh.
Ke-15 anggota tersebut adalah Pangeran Khairul Saleh (ketua tim), Adies Kadir, Desmond Junaidi Mahesa, Ahmad Sahroni, Safaruddin, Arteria Dahlan, Supriansa, Andi Rio Padjalangi, Muhammad Syafi’i, Obon Tabroni, Eva Yuliana, Heru Widodo, Santoso, Nasir Djamil, dan Sarifuddin Suding.
Diketahui, seorang warga bernama Erfaldi meninggal dunia diduga akibat tertembak. Korban meninggal saat polisi membubarkan aksi unjuk rasa di Desa Katulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Sabtu, 12 Februari 2022 malam.
Massa saat itu tengah menggelar aksi unjuk rasa menolak kegiatan tambang emas PT Trio Kencana. Polisi juga sempat mengamankan puluhan massa terkait kasus ini.
(Bie)