Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi III DPR, Adde Rosi Khoerunnisa, menyoroti pengawasan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terhadap akun-akun terindikasi terorisme di media sosial (medsos).
Pasalnya, kata Adde Rosi, berdasarkan laporan akhir tahun 2021 BNPT, terdapat 713 medsos yang masuk dalam kategori teror. Sedangkan BNPT hanya memiliki 4 situs di medsos yaitu, damai indonesiaku, jalan damai, duta damai dan islam khafah.
“Bagaimana counter BNPT untuk mengcounter ratusan medsos hanya dengan memiliki 4 medsos? BNPT juga punya TV, bagaimana dalam mengcounter medsos,” kata Adde Rosi dalam rapat kerja Komisi III DPR dengan Kepala BNPT di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/1/2022).
Selain itu, lanjut Adde Rosi, pada 2021 terdapat permohonan penutupan 72 akun di medsos yang terindikasi terorisme kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) oleh BNPT, namun yang dikabulkan hanya 36 akun.
“Apakah monitoring yang dilakukan BNPT kurang tajam sehingga Kominfo tidak mengtake down 72 akun mendos,” ujarnya mempertanyakan.
Politisi Partai Golkar ini menyayangkan hal dia atas terjadi. Sebab, survei asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia menyebutkan bahwa 80 persen pengguna internet berusia 13-18 tahun dan 74 persen usia 19-34 tahun.
“Itu usia produktif, apa langkah BNPT untuk melindungi usia produktif ini yang setiap saat melihat hp, internet,” katanya mempertanyakan kembali. (Bie)