Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi III DPR, Santoso, menyebut hukum di negeri ini kian tajam ke bawah namun tumpul ke atas, tapi ulama tetap istiqomah mengajak umat menjaga kerukunan umat untuk menjaga kerukunan dan kedamaian ditengah-tengah masyarakat.
“Semoga perjuangan para kiyai lakukan mendapat ridho Allah SWT,” kata Santoso dalam rapat dengar pendapat umum Komisi III DPR dengan Aliansi Ulama Madura di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/12/2021).
Secara kasat mata, kata Santoso, saat ini harus diakui banyak masyarakat yang diperlakukan tidak adil, teraniaya tetapi tidak ditolong oleh negara. Bahkan cenderung dijerumuskan.
“Yang seharusnya tidak menjadi tersangka malah ditersangkakan. Ini lah kondisi hukum bangsa kita sekarang ini. Tapi yakinlah apa yang terjadi saat ini mungkin adalah cobaan hidup buat kita. Dan yakinlah kebenaran itu bisa diwujudkan meski dalam waktu yang lama,” tegasnya.
Politisi Partai Demokrat ini mengungkapkan pada jaman orde baru, masyarakat banyak berharap kapan pemerintahan bisa tumbang, ternyata cukup lama tapi akhirnya tumbang selama 32 tahun.
Lanjut Santoso, sama halnya dengan yang terjadi di Timur Tengah, dimana Amerika yang begitu arogannya melakukan infansi ke Afghanistan selama 20 tahun, tapi akhirnya mundur juga.
“Berarti memang kebenaran itu membutuhkan waktu untuk bisa diwujudkan,” katanya.
Santoso pun mengajak semua elemen bangsa ini, ormas ulama seperti Aliansi Ulama Madura untuk bersama-sama melakukan pengawasan bagi jalannya hukum yang berkeadilan bagi semua rakyat Indonesia.
“Apalah artinya anggota DPR yang jumlahnya hanya 575 orang dibandingkan dengan jumlah penduduk indonesia yang jumlahnya mencapai 270 juta sekian,” katanya.
Kata Santoso, dalam hukum politik trias politika kita tidak bisa mengintervensi indepedensi yudikatif atau badan peradilan. Namun yang dituntut masyarakat jangan ada peradilan sesat. dimana yang benar disalahkan yang salah dibenarkan. (Bie)