Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi X DPR, Elnino M Husein Mohi, meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dipimpin oleh Nadiem Makarim, tidak melakukan tes kepada guru-guru pejuang untuk diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021.
Guru pejuang yang dimaksud Elnino, yakni sejak 2008 di daerah pemilihannya Gorontalo, memberikan penghargaan kepada guru-guru yang telah mengabdi belasan bahkan puluhan tahun mengajar berkorban demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
Lebih lanjut Elnino mengambil contoh guru-guru di Gorontalo yang mendapatkan penghargaan sebagai “guru pejuang” dari yayasan swasta. Diantaranya, guru honorer 17 tahun mengabdi dengan honor Rp20000 per hari yang dikasih dari orang tua murid.
Kemudian untuk mengajar, seorang guru harus menempuh jarak 4 kilometer dengan berjalan kaki melewati hutan untuk mengajar di suatu kampung pulang pergi setiap hari. Ada juga guru di Gorontalo yang tidak bisa menyekolahkan anaknya sendiri ke pendidikan SMA.
Menurut Elnino, apabila “guru pejuang” di tes jadi PPPK seperti para sarjana yang baru lulus atau guru yang baru mengajar 1-3 tahun, sama saja negara tidak tahu terima kasih kepada mereka. Padahal mereka telah mengabdi kepada negara yang luar biasa.
“Kita balas hanya dengan sertifikasi pendidik, afirmasi usia, ini sangat material sekali. Mereka ini pahlawan bagi negara, terima kasih negara kepada mereka apa?” kata Elnino dalam rapat kerja Komisi X DPR dengan Mendikbudristek di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/9/2021).
Politisi Partai Gerindra ini mengapresiasi Mendikbudristek yang akan menambah ratusan ribu tenaga pendidik menjadi PPPK. Namun ia meminta afirmasi kepada mereka perlu ditambah. Tidak bisa penambahan afirmasi hanya 10-15 persen kepada penyandang disabilitas, tenaga honorer dan lainnya.
“Afirmasi jangan 15 persen usia, disabilitas 10 persen, guru honorer 10 persen, tambah 60-70 persen penilaian ini. 10 persen nggak ngaruh. Kalau perlu, orang-orang seperti itu tidak perlu di tes,” tegas Elnino. (Bie)