Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi X DPR Fraksi Partai Gerindra, Elnino M Husein Mohi, menyatakan tujuan negara Indonesia ada dalam pembukaan UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sayangnya, ungkap Elnino, wacana dalam bidang pendidikan kecerdasannya, tidak menggambarkan kehidupan yang cerdas di dunia pendidikan di Indonesia.
“Tujuan negara ini ada dipembukaan UUD, mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang dicerdaskan kehidupannya, tetapi wacana dalam bidang pendidikan, dalam bidang kecerdasan itu, ternyata sekarang ini malah tidak cerdas atau tidak menggambarkan kehidupan yang cerdas di dunia pendidikan di Indonesia,” ungkap Elnino dalam rapat kerja Komisi X DPR dengan Mendikbudristek di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2022).
Elnino memaparkan indikator yang membuat pendidikan di Indonesia tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, dari berbagai macam permasalahan yang dibuat oleh Kemendikbudristek dibawah pimpinan Nadiem Anwar Makarim.
Pertama, rencana rekruitment guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). “Afirmasi untuk honorer yang tidak cukup, penggajiannya dialihkan ke Pemda, yang katanya PPPK 1 juta, ternyata dibantah oleh pak Menteri sendiri,” kata Elnino.
Kedua, aturan yang mengarahkan para dosen fokus hanya untuk persoalan-persoalan teknis. “Banyak waktunya habis di teknis ketimbang dia habis waktunya untuk belajar meningkatkan kualitas sebagai dosen,” ujarnya.
Ketiga, pengkajian di internal di Kemendikbudristek untuk pemekaran L2 Dikti, kemudian dikaburkan dengan rekruitment oleh Kepala L2 Dikti itu sendiri.
Keempat, Presiden Jokowi tidak tahu ada Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas).
Kelima, rekruitment dosen yang tidak beres. Banyak dosen yang tidak lulus dan kelulusannya tidak relevan.
“Terakhir, Kemendikbudristek lebih banyak sibuk sebagai pelaksana proyek atau program, dari pada menyerahkan dana proyek kepada daerah untuk dilaksanakan oleh dinas pendidikan,” pungkasnya. (Bie)