JurnalBabel.com – Sekitar 240 peserta dari kalangan masyarakat Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, antusias mengikuti Sosialisasi Pencegahan dan Penurunan Stunting, Jumat (19/1/2024).
Sosialisasi ini merupakan kegiatan kemitraan antara anggota Komisi IX DPR Fraksi Golkar, Wenny Haryanto, bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Mengawali pemaparannya, Wenny Haryanto menjelaskan stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama.
“Anak yang menderita stunting ini lebih pendek dari anak normal seusianya, tapi itu beda dengan kerdil yang disebabkan oleh kelainan genetik. Selain itu, anak juga mengalami keterlambatan dalam berfikir,” ulas Wenny.
Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini menambahkan, penyebab umum stunting adalah akibat asupan gizi makanan yang kurang, sejak dalam kandungan, hingga terlihat pada saat anak berusia 2 tahun.
“Kita sebagai orang tua bisa melihat atau mencermati beberapa gejala stunting,” katanya.
Wenny lalu memaparkan gejala-gejala seorang anak mengalami stunting. Pertama, pertumbuhan gigi yang terlambat. Kedua, terjadinya penurunan kemampuan belajar.
Ketiga, pertumbuhan tubuhnya melambat. Keempat, wajah anak terlihat lebih muda dari anak-anak seusianya. Kelima, anak yang mengalami gagal pertumbuhan akan terlambat mendapatkan masa pubertasnya (mimpi basah dan menstruasi).
Keenam, pada usia 8 sampai 10 tahun, anak cenderung menjadi pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya. Ketujuh, karena anak kekurangan gizi yang kronis, menyebabkan dirinya mudah terpapar penyakit.
“Sebagai orang tua, kita bisa memantau dan memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak kita. Sehingga kita bisa mengantisipasi dan mencegah secara dini jika ada gejala-gejala gangguan kesehatan yang dialami anak kita,” ujarnya.
Menurut Wenny, pemerintah terus gencar melakukan berbagai upaya dalam rangka menekan jumlah penderita Stunting di Tanah Air.
“Bonus demografi itu akan terancam gagal kita raih apabila Stunting tidak dikendalikan, dan akibatnya Indonesia akan gagal meraih tahun keemasannya di tahun 2045, karena itu upaya ini juga harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga bonus demografi bisa kita nikmati sebagai suatu keberkahan kejayaan Indonesia Emas,” pungkasnya. (Bie)
Sumber: mediapatriot.co.id