JurnalBabel.com – Anggota MPR RI Fraksi PKB, N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, kembali melaksanakan sosialisasi 4 pilar Kebangsaan di Kabupaten Ngada, tepatnya Aula Susteran Bejo, Kecamatan Bajawa, Kabupatan Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (1/11/2023).
Sosialisasi yang mengangkat tema “Menjaga Persatuan di Tahun Politik” ini dihadiri beberapa perwakilan tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan tokoh Wanita dari beberapa kelurahan dan kecamatan lainnya.
Dalam penyampaiannya, Dipo Nusantara menyatakan menjaga persatuan dan kesatuan di tahun politik sangat penting. Sebab, kontestasi politik 2024 nanti akan sarat dengan kompetisi sengit dan panas, terutama pada putaran Pilpres.
Dipo pun tidak ingin pesta demokrasi lima tahunan yang niat awalnya untuk kebaikan bangsa dan negara, malah menjadi sumber penyebab perpecahan antar anak bangsa karena perbedaan pandangan dan pilihan politik.
“Memang Pemilu 2024 dilaksanakan sekitar 3 bulan ke depan yakni di bulan Februari 2024, namun suasananya sudah bisa dirasakan saat ini. Kompetisi akan sangat ketat. Mulai dari sekaranglah kami mengajak marilah semua kita saling menyadari, betapa kita harus menjaga keutuhan dan persatuan negara kita,” kata Dipo Nusantara.
Menurut Dipo, perpecahan antar anak bangsa akan merugikan bangsa secara keseluruhan.
Anggota Komisi III DPR RI ini mengingatkan, Indonesia memiliki cacatan hitam pada Pemilu 2019 lalu, dimana saling fitnah dan adu domba sesama anak bangsa yang hampir saja memecah belah bangsa.
“Kejadian ini jangan sampai terulang lagi di Pemilu 2024,” tegasnya.
Agar hal-hal itu tidak terulang, lanjut Dipo, semua pihak harus siap menerima perbedaan pandangan politik dan menjunjung tinggi keberagamaan. Pasalnya, tidak mungkin bisa sama dalam sikap dan cara pandang politik, dalam satu keluarga saja berbeda pilihan dan pandangan politik.
Sebab itu, legislator asal dapil NTT ini kembali mengingatkan seluruh elemen bangsa jangan lagi mau diadu domba dan diprovokasi dengan isu SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) yang dihembuskan oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.
“Kita berpolitik karena kecintaan kita kepada tanah air kita, sehingga jangan jadikan politik sebagai sarana untuk memecah belah anak bangsa. Ingatlah kita punya Pancasila yang menyatukan kita semua,” ucapnya.
Dipo menandaskan, Pemilu ini hanya sesaat, tetapi kehidupan saebagai bangsa terus berlanjut.
“Kita harus menjunjung tinggi keberagaman dan perbedaan yang kita miliki serta terus berupaya menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Kabupaten Ngada, Ririn Nur Hadi, dalam sambutannya menyampaikan musuh bersama yang harus di lawan dalam tahun politik adalah kelompok-kelompok yang memainkan isu SARA.
“Janganlah kepentingan politik sesaat membuat kita terpecah belah. Biarkan rakyat memilih presiden atau wakilnya dengan pertimbangan-pertimbangan rasional berdasarkan hati nuraninya,” kata Ririn Nur Huda. (Bie)