JurnalBabel.com – Anggota MPR RI Fraksi PKB, N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, melaksanakan sosialisasi 4 pilar Kebangsaan di aula kantor Desa Rakateda II, Warikeo, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/3/2024).
Sosialisasi yang mengangkat tema, “MEMAKNAI PILAR BHINEKA TUNGGAL IKA” dihadiri beberapa perwakilan Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Wanita dari beberapa Desa dan kecamatan lainnya.
Dalam pemaparannya, Dipo Nusantara menjelaskan bahwa filosofi Bhinneka Tunggal Ika telah menjadi bagian integral dalam sejarah Indonesia dan perjuangan kemerdekaannya. Di bawah kekuasaan penjajah, bangsa Indonesia mengalami tekanan untuk menyatukan keberagaman mereka di bawah satu identitas nasional.
Pada saat itu, semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi penguat semangat perlawanan dan persatuan melawan kolonialisme. Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, semboyan Bhinneka Tunggal Ika dipilih sebagai lambang semangat kebangsaan dan persatuan dalam menciptakan negara Indonesia yang merdeka.
“Karena itu, semboyan ini secara resmi diadopsi sebagai motto negara yang tertulis dalam lambang negara, Garuda Pancasila,” kata Dipo Nusantara.
Lebih lanjut Dipo mengungkapkan, Bhinneka Tunggal Ika juga tercermin dalam semangat kebhinekaan dan toleransi beragama di Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu negara dengan keragaman agama terbesar di dunia, di mana berbagai agama dan keyakinan hidup berdampingan secara damai.
“Keberagaman ini diakui dan dihormati oleh pemerintah dan masyarakat, sejalan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Bhinneka Tunggal Ika juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Menurut Anggota Komisi III DPR dari Dapil NTT ini, masyarakat Indonesia hidup dalam harmoni meskipun memiliki perbedaan dalam bahasa, adat istiadat, dan kebiasaan.
Bangsa Indonesia, masih kata Dipo, juga dikenal dengan tradisi gotong royongnya, dimana masyarakat bersatu untuk membantu sesama dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perayaan acara, menjadi salah satu contoh konkret dari semangat Bhinneka Tunggal Ika.
“Selain itu, Indonesia memiliki berbagai acara budaya dan religius yang beragam, seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, Waisak, dan Nyepi. Masyarakat dengan saling menghormati perbedaan ini merayakan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai satu kesatuan, mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang melekat dalam kehidupan sosialnya,” ucapnya.
Dipo juga menyampaikan tentang tantangan masa depan bahwa meskipun Bhinneka Tunggal Ika adalah prinsip yang dijunjung tinggi di Indonesia, tantangan tetap ada. Mulai dari globalisasi, modernisasi, dan isu-isu politik dapat menjadi ancaman bagi keberagaman dan persatuan.
Agar tantangan dan ancaman tersebut dapat diatasi, Dipo mendorong masyarakat dan pemimpin bangsa ini mengutamakan Bhinneka Tunggal Ika dalam setiap aspek kehidupan.
“Penting bagi masyarakat dan pemimpin Indonesia untuk terus mengedepankan semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam setiap aspek kehidupan untuk memastikan keberlangsungan harmoni dan stabilitas bangsa,” pungkasnya.
Sementara itu, Katharina Beku Ketua OMK Yohanes Vianey Lokalodo, Warikeo menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dipo Nusantara Pua Upa yang telah berkenan menyelenggarakan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan. Ia berharap kegiatan ini dapat menambah wawasan kebangsaan masyarakat dan dapat memberi manfaat bagi masyarakat Kabupaten Ngada.