Wisata sejarah menjadi alternatif pariwisata yang sedang tren belakangan ini. Tak cuma berlibur, wisata sejarah memberikan nilai edukasi kepada para wisatawan.
Belitung, Jurnalbabel.com– Indonesia punya banyak tempat bersejarah, dan itu menyebar luas di hampir seluruh wilayah Nusantara. Setiap daerah memiliki kisahnya masing-masing, yang menarik untuk diceritakan kepada generasi saat ini.
Oleh karena itu, tempat-tempat bersejarah yang memiliki potensi, sejatinya perlu digali dan dipromosikan menjadi daya tarik tujuan wisata, bukan hanya wisatawan domestik, namun juga mancanegara.
Kabupaten Belitung misalnya, punya catatan sejarah masa lalu yang luar biasa dan patut dikemas kembali untuk terus dikenang sepanjang zaman. Dengan demikian, bisa menjadi media edukasi bagi siapa pun.
Mengenalkan tempat-tempat bersejarah bisa dilakukan dengan beragam cara salah satunya lewat Belitong Heritage City Walk Street Carnival yakni event jalan santai mengelilingi cagar budaya.
Event ini bertujuan mempromosikan potensi wisata daerah cagar budaya atau heritage di sekitar Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan sejarah menjadi salah satu tema wisata yang diminati wisatawan terutama di masa pariwisata era baru pasca pandemi Covid-19.
“Jadi wisata berbasis heritage, wisata berbasis pusaka, wisata berbasis sejarah ini menjadi salah satu tema pariwisata yang banyak diminati, karena selain daya tariknya yang kuat juga sesuai dengan tren pariwisata era baru,” kata Menparekraf Sandiaga Uno beberapa waktu lalu.
Sementara dalam konteks acara Belitong Heritage City Walk Street Carnival, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan, jalan santai mengelilingi cagar budaya bisa jadi kesempatan untuk healing.
“Karena ini ada wisata sejarah juga mengajak masyarakat melihat situs-situs yang akan direvitalisasi sebagai daya tarik tambahan. Selain dari Tanjung Layang, Tanjung Pendar, lalu di Mandar, ini beberapa destinasi-destinasi yang bisa kita upayakan untuk menjadi atraksi dan menjadi suatu tempat untuk kita bisa healing karena di Jakarta kualitas udaranya sedang kurang baik,” kata Menparekraf Sandiaga di Belitung.
Jalan santai ini melewati beberapa titik cagar budaya di Kota Tanjungpandan yaitu dimulai dari Gedung Nasional, melewati Jalan Merdeka, Jalan Endek, RE Martandinata, Jalan RA Kartini, Gegedek, Kemuning, Tugu Batu Satam, dan berlangsung melalui Rumah Tuan Kuase, Museum Tanjungpandan, hingga Julianna Park.
Selanjutnya, peserta melanjutkan perjalanan menuju Rumah Sakit Cina, yang sekarang dikenal sebagai SMK Negeri 3 Tanjungpandan, lalu melalui Jalan Veteran, Jalan Sriwijaya, Jalan Rahat, Jalan Sekolah, dan akhirnya kembali ke Gedung Nasional.
Ia berharap event di Negeri Laskar Pelangi ini mampu menggerakkan ekonomi dalam menyambut wisatawan. Terlebih, Belitung termasuk destinasi pariwisata prioritas yang sedang dikembangkan Pemerintah.
Acara Belitong Heritage City Walk Street Carnival yang dihadiri hampir 15.000 warga Belitung ini turut dihadiri Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu, Bupati Belitung Sahani Saleh; dan Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie.