Jakarta, JurnalBabel.com – Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Azmi Syahputra, menyatakan momentum hari Pancasila 1 Juni 2022 , harus menempatkan Pancasila jadi auto regulator yang tertanam dalam diri setiap manusia Indonesia.
Menurutnya, hari Pancasila ini harus terus menjadi semangat penguat persatuan bangsa dan mempercayai guna memperkokoh dalam memaknai proses jalan sejarah bangsa Indonesia.
Lebih lanjut Azmi menjelaskan Pancasila merupakan berkah yang harus dijaga dan dirawat oleh bangsa Indonesia. Sebab, Pancasila digali pendiri bangsa ini agar jadi jiwa hasrat bagi semua orang. Bukan satu golongan namun semua buat semua yang dipersembahkan kepada generasi penerus.
“Karena Pancasila merupakan dasar bangsa, asas yang tepat yang digali dari nilai-nilai yang memang sudah ada guna perekat bangsa, pemersatu bangsa yang diatasnya didirikan bangsa Indonesia yang merdeka,” kata Azmi Syahputra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/6/2022).
Indonesia berkarakteristik nusantara yang memiliki ribuan pulau sekitar 17.504 pulau, 714 suku, 1100 bahasa daerah, beragam agama, budaya dan kini memiliki penduduk lebih dari 250 juta.
Menurut Azmi, perbedaan ini dipersatukan dengan Pancasila dan sikap pendirian ini tidak boleh goyang, tidak boleh tumpul dan mati rasa, atas apa yang sudah dibangun bersusah payah oleh pendiri bangsa, mestinya ini harus menjadi benteng kekuatan, modal sosial sekaligus sumber energi besar sebuah bangsa.
Sehingga, kata Azmi, jika ditelusuri sejarah penggalian Pancasila adalah hasil dari sebuah konsensus nasional dari kristalisasi pikir pendiri bangsa pada waktu itu guna menjawab apa yang menjadi dasar negara. Maka digalilah dan melalui perenungan yang panjang ditemukan Pancasila.
“Inilah yang digali lebih dalam oleh Bung Karno melalui sila-sila yang diuraikan dalam pidatonya tanpa teks pada 1 Juni 1945. Untuk mewujudkan sebuah negeri yang dicita-citakan, negeri yang merdeka, aman, maju sejahtera, bermartabat dan berketuhanan,” ujar Azmi.
Azmi menambahkan dalam era kekinian, segenap diri anak bangsa terkhusus generasi muda untuk diperhatikan, jadi syarat mutlak,dicamkan benar- benar dengan kembali menilik sejarah dan meletakkan Pancasila sebagai Philosophische grondslag sekaligus auto regulator, karena di atas kelima sila inilah bangsa Indonesia didirikan.
“Pancasila itu harus mengalir dalam denyut nadi setiap diri menjelma jadi ideologi, jati diri serta batu uji indikator dalam prilaku manusia Indonesia, ini akan menjadi solid dan utuh. Sehingga apapun peristiwa dan fenomena kekinian yang terjadi jika didekatkan dengan Pancasila, pasti segala permasalahan dapat selesai dan tujuan bangsa akan terwujud,” pungkasnya. (Bie)