Jakarta, JurnalBabel.com – Juru Bicara Fraksi Partai Gerindra DPR, Wihadi Wiyanto, mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 mengalami defisit Rp953,3 trilliun disebabkan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Angka tersebut diatas 6,09 persen dari product domestic bruto (PDB). Hal ini diakibatkan lesunya daya beli masyarakat yang berdampak pada target penerimaan pajak negara.
“Dimulai dari Maret 2020 awal mula pandemi, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat, penerimaan negara juga menjadi loyo akibat pandemic ini terutama akibat realisasi penerimaan pajak yang kontraksi hingga 19,7 persen,” kata Wihadi saat menyampaikan pandangan F-Gerindra atas RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan RUU APBN TA 2020 pada Rapat Paripurna, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (19/8/2021).
Lebih lanjut anggota Badan Anggaran DPR ini menjelaskan secara rinci bahwa defisit anggaran pada 2020 disebabkan karena penerimaan negara yang minus 16,7 persen year on year (yoy) dengan realisasi sebesar Rp1.631,6 triliun. Pencapaian ini juga setara dengan 96,1 persen dari target penerimaan negara yang dipatok sebesar Rp 1.699,9 triliun.
Namun demikian, realisasi belanja negara sepanjang 2020 sebesar Rp2.589,9 triliun atau tumbuh 12,2 persen dari belanja negara di periode sama tahun lalu sejumlah Rp 2.309,3 triliun. Hanya saja, belanja negara tahun lalu cuma mampu terserap 94,6 persen dari outlook.
“Di tengah pandemi ini, walaupun APBN mengalami defisit tetapi masih bisa mendapatkan angka yang sudah cukup. Saya mengapresiasi hal tersebut. Jadi kuncinya ialah tetap menjalin kerja sama, terus saling mendukung agar perekonomian kita kembali bangkit,” imbuh Anggota Komisi XI DPR RI itu. (Bie)