Muntok, Jurnalbabel.com– Tim Advokasi DPD PDI Perjuangan Bangka Belitung mengklaim mengantongi sejumlah persoalan yang berpotensi muncul pada Pilkada Bangka Barat 2020.
Salah satu sorotan utama adalah kampanye terselubung lewat lewat rumah ibadah.
Koordinator Tim Advokasi DPD PDIP Bangka Belitung, Iwan Prahara, S.H., sangat menyayangkan adanya pelanggaran kampanye di tempat ibadah tersebut.
Bahkan kata Iwan, beberapa alat bukti pun sudah mereka kantongi.
“Kami tim advokasi dari pasangan Markus – Badri beberapa hari ini mengumpulkan alat – alat bukti, dimana terjadi menurut kami kampanye yang dilakukan di tempat – tempat ibadah. Tentu kita sangat menyayangkan hal ini, tempat ibadah yang suci kok dikotori oleh politisasi demi kemenangan dalam Pilkada,” tukas Iwan Prahara saat Konferensi Pers di Sekretariat DPC PDIP Bangka Barat, Jalan Jenderal Sudirman, Muntok, Senin (2/11).
Untuk itu pihaknya meminta agar Bawaslu Bangka Barat lebih memperketat pengawasan di tempat – tempat ibadah demi terwujudnya Pilkada yang sejuk dan kondusif.
Menurut Iwan, seharusnya pesta demokrasi ini disambut dengan riang dan gembira oleh masyarakat, bukan dengan suasana tegang.
“Kami berharap kepada Bawaslu memperketat pengawasan di tempat – tempat ibadah tersebut, kita menginginkan Pilkada Bangka Barat Pilkada yang sejuk, disambut riang dan gembira oleh masyarakat, jangan dibawa dengan suasana yang tegang, biarkan lah rakyat memilih berdasarkan tawaran – tawaran program dari para kandidat. Mari kita bersatu padu menjaga kondusifitas di Bangka Barat ini,” ajaknya.
Ditegaskan Iwan, selanjutnya pihaknya akan memperkuat alat bukti dan akan segera melaporkannya ke Bawaslu.
“Selanjutnya bukti – bukti ini akan kami perkuat karena waktunya tujuh hari tentu kami akan segera melaporkan ini ke Bawaslu, Kita akan membawa video ini ke bawaslu dalam waktu dekat ini, tapi dalam hal ini juga kami berharap Bawaslu untuk memperketat di tempat – tempat ibadah tersebut, jangan sampai pelanggaran – pelanggaran ini semakinĀ menjadi – jadi kan,” imbuhnya.
“Kita berharap tempat ibadah menjadi tempat yang suci, tidak dikotori kepentingan – kepentingan politik mana pun, tempat ibadah apa pun mau gereja mau masjid, vihara, kelenteng, pure, kita tetap menjaga tempat – tempat yang suci tersebut,” sambungnya.