Jakarta, JurnalBabel.com – Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensat), menyarankan masyarakat untuk tidak berfoya-foya dan lebih bijak dalam mengatur pengeluaran keuangan menjelang dan setelah Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah.
Pasalnya, kata Hensat, di saat masa lebaran tahun ini berbagai tantangan ekonomi dihadapi oleh masyarakat. Mulai dari pemutusan hubungan kerja (PHK), keterlambatan pembayaran gaji dan tunjangan hari raya (THR), hingga kondisi pasar yang masih belum stabil.
Selain itu, lanjut Hensat, nilai tukar rupiah yang melemah hingga Rp16.600 per dolar AS. Angka ini terendah sejak era reformasi serta lonjakan harga emas yang mencapai Rp1,74 juta per gram, rekor tertinggi sepanjang sejarah.
“Saran saya memang jangan terlalu jor-joran nanti di lebaran. Bersukacita perlu, tetapi kita tetap berpikir waras, berakal sehat, bahwa hidup itu tidak hanya sampai lebaran,” kata Hensat dikutip dari kanal Youtube pribadinya Hendri Satrio Official, Ahad (30/3/2025).
Ia menekankan pentingnya menabung dan berhemat agar masyarakat tetap memiliki kekuatan finansial setelah kembali bekerja usai Idulfitri. Menurutnya, berbagi dengan sesama memang baik, tetapi harus dilakukan dengan perhitungan matang.
“Bukan saya mengajak untuk tidak beramal, tapi saya justru mengajak kita untuk berhati-hati,” tegas founder Lembaga Survei Kedai KOPI tersebut.
Hensat juga mencontohkan bagaimana pemerintah yang memiliki anggaran besar tetap melakukan efisiensi dalam pengeluaran. Hal ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan pribadi dan keluarga.
“Kita seharusnya juga melakukan efisiensi demi keluarga kita nanti selepas lebaran dan demi anak kita,” pungkas dosen Universitas Paramadina ini.