Jakarta, JurnalBabel.com – Presiden Prabowo Subianto di isukan akan merombak/mereshuffle kabinet pemerintahannya usai lebaran atau pada April ini.
Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio, mengungkapkan, ada tiga alasan Presiden Prabowo bisa reshuffle kabinet Merah Putih diluar hak preogratinya sebagai Presiden. Pertama, alasan subjektif suka dan tidak suka dengan para menterinya.
Pria yang biasa disapa Hensat ini mengatakan, kalau tidak suka mengapa mengangkatnya menjadi menteri? Berjalannya waktu bisa saja Presiden Prabowo berubah menjadi tidak suka dengan jajaran kabinetnya.
Kedua, alasan objektif terkait kinerja menteri di kabinet pemerintahan Prabowo.
“Ini Prabowo ada penilaiannya, ini sudah tidak bagus kinerjanya. Ternyata besar nama saja, kinerja tidak bagus. Disuruh komunikasi yang bagus, begitu keluar dari rapat kabinet dikasih tahu Prabowo, komunikasinya nyaco,” kata Hensat dalam video di chanel youtube pribadinya dikutip, Selasa (8/4/2025).
Ketiga, alasan subjektif politis. Hensat berpendapat reshuffle kabinet ini bisa mengganggu kekuataan politik Prabowo di pemerintahan maupun di legislatif.
Lebih lanjut Hensat mengatakan, berdasarkan informasi yang ia dapat dari pimpinan redaksi tv one Lalu Mara Satria Wangsa dalam sebuah acara bahwa Presiden Prabowo nyaman dengan kabinet menterinya.
“Kalau sudah nyaman dengan menterinya keliatannya kecil kemungkinannya ada reshuffle,” ungkap Hensat.
Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKopi) ini kembali membahas alasan suka tidak sukanya Presiden Prabowo mereshuffle kabinet.
Hensat memaparkan, Prabowo suka dengan menteri yang loyal padanya, setia pada satu tujuan dan nasionalis, meskipun ada yang mengatakan Prabowo itu nasionalis-sosialis.
Berikutnya, sambung Hensat, yang tidak disukai Prabowo yakni menteri tidak loyal, suka buat kegaduhan dan tidak nurut.
Pertanyaannya, kata Hensat, apakah reshuffle dalam waktu dekat ini teralisasi? Apakah menteri dalam kabinet pemerintahan Prabowo memenuhi kriteria untuk direshuffle sesuai alasan di atas?
Jawabannya, kata Hensat, Prabowo ini “muridnya” Presiden ke 7 RI Jokowi, dimana kebiasaan Jokowi kalau sudah digembar-gemborkan reshuffle kabinet maka hal itu tidak dilakukan.
“Nah orang kan sudah nebak-nebak setelah lebaran April ini ada reshuffle. Nah coba nih sebagai muridnya pak Jokowi, kira-kira pak Prabowo kaya pak Jokowi nggak. Nih orang-orang sudah banyak yang tahu (reshuffle habis lebaran) diundur apa tetap,” kata Hensat.
Kebiasaan Jokowi selanjutnya testing the water. Dosen Universitas Paramadina ini mengatakan apabila hal ini aman-aman saja tidak menimbulkan gejolak maka reshuffle kabinet dilakukan.
“Apakah Pak Prabowo ada reshuffle April ini atau tidak, bisa ia bisa tidak. Menurut saya ada kebutuhan dilakukan reshuffle kabinet, karena memang walaupun Prabowo nyaman pada menterinya, tetap saja ada beberapa menterinya yang membuat gaduh. Itu yang tidak disukai Prabowo,” pungkas Hensat.