Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, menyatakan fraksinya akan memperjuangkan jalan nasional terkoneksi dengan jalan di desa dalam revisi Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan yang sudah masuk dalam program legislasi nasional (prolegnas) prioritas 2020.
Menurutnya, perjuangan fraksinya tersebut sesuai dengan janji Presiden Jokowi pada Pilpres 2019. Pasalnya, pada periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi, sudah membangun infrastruktur yang cukup baik. Seperti jalan tol, jalan layang, jalan nasional yang tersambung setiap provinsi dan lainnya.
“Tetapi yang menjadi pekerjaan rumah adalah pertama bagaimana jalan-jalan pusat/nasional itu bisa terkoneksi dengan basis-basis kerakyatan (jalan desa-red),” kata Neng Eem di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2020).
Lebih lanjut anggota badan legislasi (Baleg) DPR ini mengungkapkan terdapat anggaran/dana desa yang diperuntukan untuk pembangunan jalan dan infrastruktur. Hasilnya, saat ini jalan-jalan di desa sudah bagus.
“Tetapi kita terjadi GAP/jarak antara jalan nasional dengan jalan desa dengan jalan yang menyambungkan dari desa ke jalan nasional. Itu yang menjadi PR, sehingga terjadi keterputusan koneksi,” jelasnya.
“Walaupun jalan-jalan desa sudah bagus tetapi jalan yang antar desa masih jelek. Ada juga jalan kabupaten masih belum mantab,” tambahnya.
Legislator asal Jawa Barat ini mencontohkan di daerah Cianjur. Disana ada jalan pada musim hujan anak-anak tidak bisa sekolah karena tidak ada jembatan atau aksen jalan yang memadai. Hal ini menurutnya jalan nasional harus terkoneksi dengan jalan-jalan di desa.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB ini menambahkan masalah ini tidak bisa hanya ditangani oleh DPR. Sebab, anggaran untuk anggota DPR terbatas dalam membangun maupun membantu pembangunan infrastruktur.
“Kita dikasih jatah cuma 1 atau 2 pembangunan jembatan, sementara yang dibutuhkan banyak. Terutama di Cianjur Selatan yang wilayahnya sungai, lembah, bukit, sehingga jembatan gantung sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (Bie)