Jakarta, JurnalBabel.com – Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio, menyoroti pernyataan Presiden Jokowi yang mengaku mengantongi sejumlah informasi yang berkaitan dengan internal partai politik peserta Pemilu 2024, melalui catatan yang disampaikan BIN, Polri, TNI hingga BSSN.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Sekretariat Nasional Jokowi yang di gelar di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023).
Hensat sapaan akrab Hendri Satrio itu menilai, pernyataan Presiden Jokowi itu bermaksud menyampaikan pesan kepada tiga kelompok besar.
Pertama, kepada kelompok relawan dalam rangka untuk memberikan upaya keyakinan kepada relawan bahwa dirinya masih bisa memimpin gerbong dalam rangka mengisi kontestasi Pemilu 2024.
Menurutnya, hal itu harus dilakukan Jokowi dalam rangka memberikan bargaining politik kepada relawan agar tidak buru-buru berpindah haluan dukungan kepada pihak lain diluar dari arahannya.
Disisi lain, Hensat melihat, pernyataan tersebut merupakan bentuk representasi sikap Presiden Jokowi yang ditengarai belum siap untuk melepas sebuah kekuasaan yang selama ini digenggamnya.
“Ini tentang keinginan dia melepas kekuasaan. Nampaknya dia masih belum siap,” kata Hensat dikutip dari akun youtubenya Hendri Satrio, Selasa (19/9/2023).
Kedua, ditujukan kepada para Ketua Umum partai politik peserta Pemilu 2024 dengan maksud memberikan upaya gertakan kepada para pimpinan elit parpol.
“Seakan dia ingin sampaikan agar para ketum parpol itu jangan bermanuver sendiri, karena Pak Jokowi masih punya informasi yang mereka semua tidak tahu. Jadi ini soal bagaimana dia memastikan kekuasaan ini masih dia miliki dan itu disampaikan kepada para ketum parpol. Sehingga ini bentuknya sedikit banyak seperti peringatan keras,” ujarnya.
Ketiga, ditujukan kepada rakyat secara umum yang menggambarkan pesan dirinya adalah sosok yang masih bisa dipercaya dalam menentukan siapa yang menjadi penerusnya kelak.
“Yang terakhir tentu kepada rakyat. Seakan ingin menyampaikan ‘saya ini masih presiden yang berkuasa dan kekuatan informasi masih saya miliki, jadi percaya dengan apa yang saya pilihkan, percaya pada cawe-cawe saya’ kira-kira seperti itu,” ucapnya.
Hensat menambahkan, secara keseluruhan, pernyataan Presiden Jokowi dapat dimaknakan sebagai bentuk manifestasi unjuk gigi kepada seluruh elemen bangsa bahwa dirinya masih memiliki kekuatan untuk menyambut Pilpres 2024.
Bagi Hensat secara garis besar apa yang disampaikan Jokowi adalah sebuah bentuk unjuk kekuatan informasi yang dimiliki seorang kepala negara kepada seluruh elemen bangsa.
“Nyatanya tentu dia punya informasi tersebut karena dia presidennya dan itu tidak perlu lagi diucapkan karena kita semua mengetahuinya. Namun dia hanya ingin menegaskan bahwa sebelum ada presiden yang baru, tetap presiden anda adalah Joko Widodo,” pungkasnya.
(Bie)