Jakarta, JurnalBabel.com – Tiga bocah sempat kabur saat menjalani program rehabilitasi rawat inap di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Ummu Syahidah Gorontalo. Bukan karena diperlakukan tidak baik, melainkan mereka ingin bergabung bersama teman-teman seperkumpulan untuk melakukan aktivitas seperti bermain dan nongkrong.
“Iya benar, mereka sempat kabur pada hari Minggu ba’da subuh, sekitar pukul 05.30 Wita, dengan mencabut tangga di ranjang susun kemudian memanjat tembok setinggi 3 meter,” ujar Ketua Yayasan Dharma Bakti Ummu Syahidah, Idah Syahidah Rusli Habibie dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/12/2020).
“Tapi setelah melakukan pencarian pada klien yang dibantu oleh orang tua dan aparat, mereka berhasil diantarkan kembali ke IPWL untuk mendapatkan pembinaan dan bimbingan dalam rangka proses rehabilitasi,” sambung Anggota Komisi VIII DPR itu.
Sebelumnya, 3 bocah masing-masing MFA (12), RRI (13) dan PRD (13) tersebut merupakan korban penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya) jenis Inhalensia atau zat lem.
Ada pun jenis lem yang dihirup 3 bocah asal Kota Gorontalo itu adalah lem kalengan untuk lem material kayu, seperti Eha-Bond dan lem Fox. Efeknya, mereka kerap berhalusinasi dan sulit berkonsentrasi.
Menurut politisi Partai Golkar ini, minimnya aktivitas yang positif seperti belajar di sekolah maupun di rumah membuat para klien terjerumus pada penyalahgunaan Napza.
“Mereka sudah 2 tahun aktif menghirup lem walaupun telah sering mendapatkan teguran dan hukuman dari orang tua,” kata Idah Syahidah.
Idah menjelaskan, selama sepekan 3 bocah tersebut berada IPWL Ummu Syahidah dilakukan proses detoksifikasi di kamar secara terpisah. Mereka juga akan mengikuti rangkaian proses terapi keluarga dan pekerja sosial tengah berupaya menyiapkan lingkungan sosial para klien ini sehingga mereka siap kembali ke masyarakat.
“2 dari 3 klien ini telah putus sekolah dan nantinya akan dilakukan intervensi untuk melanjutkan sekolah. Pendidikan adalah hak dasar dari seorang anak untuk meraih masa depan yang lebih baik,” kata istri Gubernur Gorontalo yang konsen masalah sosial itu.
Rehabilitasi dengan pendekatan Pekerjaan Sosial yang mencakup penanganan individu/keluarga, kelompok dan masyarakat serta berbasis pada cakupan Biopsikososial Spiritual (BPSS) diyakini adalah pendekatan rehabilitasi yang efektif pada proses penanganan permasalahan sosial seperti permasalahan Narkoba/Napza.
Idah Syahidah meyakini, proses rehabilitasi akan mendapatkan hasil maksimal apabila dalam prosesnya keluarga serta masyarakat diberikan peran dalam mengambil bagiannya masing-masing sehingga klien tidak hanya menjadi baik dalam tempat rehab saja, melainkan juga di lingkungan sosial keluarga dan masyarakat. (Bie)