Pangkalpinang, Jurnalbabel.com— Uskup Keuskupan Pangkalpinang Mgr. Adrianus Sunarko, OFM berbicara tentang pentingnya keberadaan sebuah seminari menengah dalam acara talkshow dan launching buku kenangan sepuluh tahun Seminari Menengah Mario John Boen (SMMJB), Jumat 23 April 2021.
Pada acara talkshow yang ditayangkan YouTube Komsos Keuskupan Pangkalpinang itu, Uskup Adrianus mengaku awalnya mendapat informasi perihal keberadaan Seminari Menengah Mario John Boen dari duta besar Vatikan untuk Indonesia sesaat setelah dirinya resmi ditunjuk Paus Fransiskus sebagai Uskup Pangkalpinang.
“Salah satu peneguhan yang disampaikan Nuncio kepada saya waktu itu ialah jangan kuatir keuskupan Pangkalpinang sudah punya seminari menengah. Kemudian setelah ditahbiskan menjadi uskup baru kemudian pelan-pelan menyadari, oh ternyata kalau kita punya seminari menengah kita akan punya pemimpin atau imam dari keuskupan sendiri,” kata Uskup Adrianus.
Uskup Adrianus lantas menyampaikan terimakasih atas semua pihak yang telah berkontribusi merintis Seminari Menengah Mario John Boen yang kini berusia 10 tahun.
“Untuk Bapa Uskup Hilarius sendiri, para romo termasuk saya tahu juga ini atas kerjasama kementerian agama,” ujar Uskup Adrianus.
Selain Uskup Adrianus, narasumber lain yang ikut hadir dalam talkshow ini diantaranya Dirjen Bimas Katolik Indonesia, Yohanes Bayu Samodro, imam senior Keuskupan Pangkalpinang, RD. FX. Hendrawinata serta Rektor Seminari John Boen, RD. Stanislaus Bani.
Usai talkshow dilanjutkan launching buku kenangan sepuluh tahun oleh RD. Benny Balun.
Ketua Tribunal Keuskupan Pangkalpinang ini mengungkapkan alasan-alasan menerbitkan buku ini, berikut artikulasi buku, dan sejarah pendirian seminari.
Selain itu, pastor Benny juga memberikan catatan kritis tentang out put dan tantangan, peluang, harapan SMMJB di masa yang akan datang. Khususnya tentang, pengembangan motivasi (kesetiaan dan gairah) panggilan, pengolahan diri dan keluarga, kemampuan berefleksi dan keterbukaan untuk dibimbing. (Philipus Neri dan Fransingkus Nong Benny)
Editor: Stefanus Hati Lopis