Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR, Hendrik Lewerissa, mendorong BUMN menjadi pengelola cadangan gas di Pulau Seram, Maluku.
Hal itu, kata Hendrik, menyusul baru-baru ini SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerjsama (KKKS) Citic Seram Energy Ltd menemukan indikasi hidrokarbon berupa gas melalui kegiatan pengetesan ulang uji lapisan di sumur eksplorasi Lofin-2 (re-entry).
Sumur tersebut terletak di Wilayah Kerja (WK) Seram Non-Bula, Desa Seti, Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Berdasarkan hasil dari kegiatan tersebut, sumur Lofin-2 (re-entry) mengalirkan gas sebesar 15,02 juta kaki kubik gas per hari (mmscfd) pada bukaan choke 64/64 inci.
Menurut Hendrik yang berasal dari Dapil Maluku ini, temuan cadangan gas tersebut sangat besar selain temuan di Papua.
“Saya berharap pak Menteri mendorong BUMN menjadi pengelola blok itu. Jangan blok-blok Migas kita serahkan untuk dikelola konsorsium asing. Kalau ada keikutsertaan swasta nasional disitu sangat minoritas sekali,” kata Hendrik saat rapat kerja Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2023).
Lebih lanjut Hendrik tidak ingin pengelolaan Migas di Blok Abadi Masela oleh Inpex Masela Ltd yang dikuasai oleh Inpex Jepang, terjadi dalam pengelolaan temuan cadangan gas ini.
“Misal seperti yang terjadi di Blok Abadi Inpex yang dikuasai oleh Jepang. Itu pun belum berproduksi bahkan belum dikembangkan. Tapi ini didarat, saya percaya ini akan dikelola dalam waktu dekat karena biaya produksinya tidak terlalu mahal,” ungkapnya.
Politisi Partai Gerindra ini berharap temuan cadangan gas di daratan Pulau Seram ini dapat menambah kapasitas produksi Migas Indonesia.
“Karena kita butuh lifting 1,7 juta per hari, 660 minyak dan 1,1 gas pet hari,” ujarnya.
(Bie)