Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IV DPR, Azikin Solthan, meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) mempertimbangkan untuk mengembalikan atau menurunkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras.
Pasalnya, kata Azikin, saat ini harga gabah dan beras selalu diatas HPP dan harga eceran tetap. Sementara, sebelum HPP dinaikkan pada kuartal pertama 2023, HPP tertinggi gabah dan beras dipatuhi oleh pelaku usaha.
Menurutnya, menurunkan HPP gabah dan beras ini bertujuan agar para pelaku usaha mematuhi harga gabah dan beras di seluruh Indonesia.
Hal itu, lanjutnya, juga sebagai bukti bahwa negara hadir dalam mensejahterakan rakyat.
“Demi kehadiran negara, apabila bisa Bapanas menimbang harga HPP dikembalikan ke harga dasar, agar para pelaku usaha mematuhi harga gabah beras diseluruh Indonesia,” kata Azikin saat rapat kerja Komisi IV dengan Bapanas di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/8/2023).
Sekedar informasi, saat ini harga untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebelumnya Rp 4.200/kg, berdasarkan HPP terbaru naik menjadi Rp 5.000/kg. Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat penggilingan sebelumnya Rp 4.250/kg, naik menjadi Rp 5.100/kg.
Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebelumnya Rp 5.250/kg, naik menjadi Rp 6.200/kg. Gabah Kering Giling (GKG) di gudang BULOG sebelumnya Rp 5.300/kg, naik menjadi Rp 6.300/kg. Beras di gudang Bulog sebelumnya Rp 8.300/kg, naik menjadi Rp 9.950/kg.
Selain itu, politisi Partai Gerindra ini menyoroti impor beras. Pada akhir 2022, impor beras 5000 ton untuk bantuan pangan. Lalu kuota 2 juta ton impor sampai akhir 2023. Realisasi sudah mencapai 1,5 juta ton per 1 September 2023.
Ditengah elnino, Azikin memahani bahwa impor besar sebagai cadangan pangan pemerintah. Namun dia meminta asal dan kualitas beras impor harus diperhatikan.
“Kita dengar informasi bahwa India sudah proteksi kualitas beras yang akan diekspor ke Indonesia kurang memadai,” ungkap legislator asal Sulawesi Selatan ini.
(Bie)