Jakarta, JurnalBabel.com – Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi, menyatakan perlu sosialisasi jangka panjang yang perlu diluruskan terkait cara pandang masyarakat, terutama umat Islam soal ibadah.
Pertama, agama selalu mengutamakan keselamatan jiwa dari pada ibadah itu sendiri. Artinya, kata Ashabul, jangan karena memaksakan beribadah sehingga mengorbankan nyawa.
“Disinilah peran ulama-ulama dan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat,” kata Ashabul Kahfi dalam rapat dengar pendapat Panitia Kerja Komisi VIII DPR dengan Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan terkait Pembahasan Kompenen Biaya Kesehatan Haji Tahun 2024, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Kedua, permasalahan keutamaan meninggal dunia di Arab Saudi. Ashabul berpendapat bahwa masyarakat terlalu memaksakan agar meninggal dunia di Arab Saudi, dan itu dianggap sesuatu yang mulia.
“Ini perlu disosialisasikan lebih awal kepada masyarakat bahwa mati di Arab Saudi sesuatu yang mulia, tetapi bercita-cita mati disana saya kira tidak benar, dengan memaksakan fisik dan menyusahkan orang lain,” ungkapnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga memiliki pandangan yang cukup ekstrem bahwa syarat masuk ke surga tidak harus melaksanakan ibadah haji.
“Kalau orang secara fisik tidak bisa jangan dipaksakan. Kan ada cara lain, ibadah sosial juga sesuatu yang mulia. Bahkan Allah itu dari upahnya dari begitu banyak ibadah yang dia cintai bukan sholat bukan haji, tapi sedekah,” jelas legislator asal dapil Sulawesi Selatan ini.
(Bie)