JurnalBabel.com – Anggota Komisi XI DPR, Imron Amin, menegaskan pentingnya sinergi antara PT Industri Kereta Api (INKA), PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Danantara untuk memperkuat kapasitas produksi sekaligus memastikan kontribusi nyata BUMN terhadap pendapatan negara.
Menurutnya, kolaborasi tiga pihak ini merupakan kunci agar industri perkeretaapian nasional mampu berjalan efisien dan berdaya saing.
“Kita sudah menggali dalam tadi tentang kapasitas produksi, tentang TKDN, dan tentang permintaan pasarnya yang ternyata 95 persen masih PT KAI. Oleh karena itu tadi kami sampaikan, mumpung ada Danantara, PT INKA (dan) PT KAI ini harus berkolaborasi. Sehingga kapasitas produksi itu benar-benar terpenuhi dengan baik. Tidak ada ideal kapasitas, karena kalau ada ideal kapasitas berarti akan pemborosan. Kalau terjadi pemborosan itu berarti rugi. Padahal BUMN punya tanggung jawab untuk meraih keuntungan, nanti sumbangsinya untuk negara,” ujar Imron Amin dalam kunjungan kerja Komisi XI DPR RI ke PT INKA, Madiun, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025).
Ia menekankan, keuntungan BUMN tidak hanya diperoleh dari setoran pajak, melainkan juga dividen.
“Kalau dalam bentuk pajak itu sudah pasti, tapi dalam bentuk dividen, kalau tidak untung kan tidak bisa setor. Nah dividen itu nanti bisa diinvestasikan lagi untuk meraih keuntungan baru, dan pada akhirnya akan kembali ke APBN,” jelasnya.
Politisi Partai Gerindra ini juga menyinggung target Presiden Prabowo Subianto agar Return on Asset (ROA) BUMN mencapai 10 persen, dari kondisi saat ini yang rata-rata masih sekitar 3 persen.
“Selama ini penyetor dividen besar itu hanya BUMN tertentu saja, dan INKA belum termasuk karena masih sering rugi. Pasarnya sebenarnya jelas, 90 persen adalah PT KAI. Jangan sampai karena urusan prosedural atau menunggu PMN terlalu lama, karyawan justru nganggur sementara gaji dan biaya operasional tetap berjalan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Imron menegaskan peran masing-masing entitas dalam sinergi tersebut.
“Danantara, INKA, KAI itu yang paling utama dulu. Danantara sebagai support modalnya, KAI sebagai pasarnya, dan INKA sebagai produsennya,” tegas legislator asal dapil Madura ini.
Komisi XI berharap kolaborasi strategis ini dapat memperkuat kemandirian industri kereta api nasional sekaligus meningkatkan kontribusi BUMN terhadap pembangunan dan perekonomian Indonesia.