Jakarta, JurnalBabel.com – Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio (Hensa), menilai masalah komunikasi yang menjadi pekerjaan rumah dalam satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, mulai dibenahi.
Hensa mengatakan, hal itu dapat dilihat dari pembentukan Badan Komunikasi Pemerintah, pengangkatan Mensesneg Prasetyo Hadi menjadi salah satu juru bicara Prabowo, serta keterlibatan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam menyampaikan program-program pemerintah.
“Hal itu membuktikan bahwa Prabowo sadar masalah-masalah prioritasnya dan mulai berbenah,” kata Hensa dilansir dari rmol.id, Selasa (21/10/2025).
Namun Hensa menegaskan hasil nyata dari perbaikan ini belum terlihat signifikan. Meskipun ada optimisme yang dibangun, seperti melalui pidato Menteri Purbaya yang dinilai positif dan membangkitkan harapan, capaian konkret masih minim.
“Banyak yang bilang kalau dengar pidato Pak Purbaya, seolah bulan depan kita semua bisa menjadi kaya. Ini menumbuhkan optimisme, hanya saja memang kita lihat ini memang baru tahun pertama dan hasilnya belum banyak yang terlihat baik,” tambahnya.
Terkait tingkat kepuasan masyarakat, Hensa membandingkan dengan awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang memiliki tingkat kesukaan tinggi sehingga kepuasan publik juga tinggi.
“Kalau Pak Jokowi, orang suka banyak di awal, makanya kepuasan juga tinggi. Sekarang, banyak penilaian publik yang harus dibereskan,” ujarnya.
Hensa juga menyoroti kinerja menteri di bawah Prabowo yang kini berjumlah 49 kementerian. Menurutnya, jumlah ini seharusnya mampu meningkatkan kepuasan masyarakat, namun evaluasi terus-menerus diperlukan.
“Pak Prabowo seperti manajer tim sepak bola. Reshuffle itu seperti ganti pemain, sedikit demi sedikit. Yang diharapkan masyarakat bukan reshuffle, tapi kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.
“Tapi yang paling penting itu adalah bagaimana kinerja menterinya Pak Prabowo ini terus ditingkatkan, sesuai dengan keinginan Pak Prabowo untuk mensejahterakan Indonesia,” pungkas pendiri lembaga survei KedaiKopi ini.