Jakarta, JurnalBabel.com – Pemerhati Pangan dari Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago, angkat bicara terkait pernyataan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, yang mengatakan naiknya harga beras saat ini karena produksi yang belum mencukupi.
Menurut Irma, pernyataan tersebut sangat berbahaya karena cenderung hanya menyalahkan Kementerian Pertanian sebagai pelaksana produksi. Padahal berdasarkan neraca yang dikeluarkan BPS, produksi beras dari tahun ke tahun tetap tersedia dan mencukupi.
Meski demikian, menurut Irma saat ini harus diakui terjadi sedikit gangguan terhadap produktivitas akibat cuaca ekstrem el nino yang melanda seluruh Indonesia sejak beberapa bulan lalu.
“Jadi harusnya Bapanas menjelaskan juga bahwa produksi kita terganggu akibat el nino dan krisis nasional/global lainnya. Jangan sampai pernyataan naiknya harga beras dikaitkan dengan produksi yang tidak cukup tanpa memberi penjelasan apa penyebabnya. Ini berbahaya,” kata Irma Suryani kepada wartawan, Kamis (7/9/2023).
Irma mengatakan, sejauh ini Kementan telah menjalankan berbagai kebijakan yang luar biasa dengan membagi wilayah Indonesia menjadi tiga zona. Pertama, Kementan memberi sarana zona merah sebagai daerah yang kurang air. Kedua, zona kuning yang masih memiliki air dan ketiga zona hijau yang memiliki banyak air.
“Pembagian zona itu terbukti efektif dalam menentukan kebijakan menghadapi el nino. Alhamdulillah saat ini beras kita cukup, apalagi masih ada sisa panen di bulan september ini,” jelasnya.
Terpisah, Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaiman Hamzah, mengatakan, saat ini produksi beras masih tersedia dengan baik. Adapun terkait mahalnya harga beras menurut dia adalah momen petani dalam menikmati hasil produksi.
“Saya mengapresiasi kepada Kementerian Pertanian yang luar biasa dengan pemenuhan komoditas strategis dan sesuai dengan data yang ada, kita patut apresiasi tentang ketersediaan pangan secara nasional yang masih cukup,” jelasnya. (Bie)